Nasional

Prof Nuh: Pendidikan adalah Penghubung Antargenerasi dan Peradaban

Jum, 28 Februari 2020 | 06:00 WIB

Prof Nuh: Pendidikan adalah Penghubung Antargenerasi dan Peradaban

Ketua PBNU Prof KH Muhammad Nuh saat memaparkan materi di depan peserta Kongres Umat Islam Indonesia Ke-7 yang diselenggarakan di Hotel Novotel, Bangka Belitung. (Foto:NU Online/Faizin)

Pangkal Pinang, NU Online
Suatu hari Mudin diperintah bosnya untuk mengantar 50 ayam ke pelanggan barunya. Bosnya menulis nama dan alamat pelanggan barunya di satu lembar kertas dan Mudin pun memasukkannya di sakunya. Di tengah perjalanan, Mudin terjatuh dan 50 ayam lepas dari wadah yang ia bawa.
 
Orang-orang pun berteriak agar Mudin segera bergegas menangkap ayamnya. Tapi anehnya, Mudin tak terlihat khawatir saat ayamnya lepas dan berlarian dan menjawab: "Tenang saja, ayamnya tak kan ke mana-mana. Mereka tidak tahu. Alamatnya ada di saku baju saya". 
 
Inilah sebuah kisah inspiratif yang diungkapkan Ketua PBNU KH Muhammad Nuh yang pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat memaparkan materi di depan peserta Kongres Umat Islam Indonesia Ke-7 yang diselenggarakan di Hotel Novotel, Bangka Belitung, Jumat (28/2).
 
Kisah ini menggambarkan bagaimana sebuah tujuan tidak bisa meraih hasilnya karena tidak ada konektivitas (ketersambungan) antara maksud, proses, dan tujuan.
 
Begitu pula dalam mencapai keberhasilan tujuan pendidikan, harus ada konektivitas antara masa lalu, masa kini, masa yang akan datang. Karena menurut Prof Nuh pendidikan adalah penghubung antar generasi dan peradaban. 
 
"Siapa yang tidak menyiapkan masa depan, maka tidak akan punya masa kini. Masa depan akan menjadi masa kini dan masa kini akan menjadi masa lalu. Jadi menyiapkan masa depan adalah keniscayaan," katanya.
 
Menurut Prof Nuh mengingatkan setiap generasi memiliki tugas kesejarahan sesuai zamannya. Maka setiap generasi harus mengukir setiap lembar sejarah dengan prestasi.
 
Dalam mewujudkan kesuksesan pendidikan, seluruh elemen harus saling bersinergi menanamkan pondasi kuat. Dalam faktanya, pondasi sebuah bangunan jarang diperhatikan padahal memegang peran penting dalam mengokohkan agama.
 
"Jadi jangan hanya mementingkan bangunannya saja. Semakin tinggi bangunan maka pondasi harus semakin dalam. Nothing big starts big. Tidak ada sesuatu yang besar tiba-tiba menjadi besar. Semua dimulai dari yang kecil," tegasnya.
 
Berbicara tentang pendidikan menurut Prof Nuh sangat dinamis dan kompleks. Setiap permasalahan akan muncul seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan zaman.
 
"Berbicara tentang pendidikan harus ingat satu hal. Jangan khawatir kehabisan persoalan," pungkasnya disambut senyum dan tepuk tangan para peserta kongres.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul ArifinÂ