Nasional RISET DIKTIS

Solusi Strategi Kemitraan oleh BMT UGT Sidogiri

Kam, 17 Oktober 2019 | 23:00 WIB

Solusi Strategi Kemitraan oleh BMT UGT Sidogiri

Bangunan BMT UGT Sidogiri (Foto: bmtugtsidogiri.co.id)

Pembangunan ekonomi dan industri perbankan merupakan salah satu motor penggerak roda perekonomian Negara. Industri perbankan syariah telah secara konsisten mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu dan cukup memiliki daya saing dengan perbankan konvensional. Di tengah bergempitanya perbankan syariah itu, muncullah lembaga Baitul Maal wa Taā€™awun (BMT) sebagai wadah alternatif warga dalam mengakses transaksi kebutuhan keuangan syariah yang lebih terjangkau. Namun, masyarakat yang berbondong-bondongnya tertarik dengan kehadiran BMT membuatnya perlu memikirkan strategi guna menanggulangi defisit keuangan yang dimilikinya.
Ā 
Di antara lembaga keuangan yang memikirkan hal di atas, ada BMT UGT Sidogiri. UGT Sidogiri adalah singkatan dari Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri, salah satu unit usaha yang dimiliki Pondok Pesantren Sidogiri. Data terkini menyebutkan UGT Sidogiri sudah memiliki hampir 288 kantor cabang yang tersebar di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Pemegang tiap cabangnya sebagian besar adalah alumni, santri dan pengurus Pondok Pesantren Sidogiri. Asetnya pun sudah mencapai milyaran rupiah serta terdaftar resmi pada badan hukum koperasi dari Kanwil Dinas Koperasi PK dan M Provinsi Jawa Timur dengan SK nomor 09/BH/KWK.13/VII/2000.
Ā 
Sejak didirikan pada 6 Juni 2000 M, BMT UGT Sidogiri pun pernah mengalami problematika di atas. Dengan jumlah cabang yang terus berkembang, kekhawatiran akan membludaknya permintaan keuangan masyarakat adalah wacana yang bisa dipastikan terjadi. Karenanya, UGT Sidogiri kemudian merasa perlu melakukan strategi pembiayaan yang tetap dapat menyehatkan deposit keuangannya. Dipilihlah skema kemitraan dengan bank syariah yang ada. Harapannya, agar nasabah UGT Sidogiri tetap dapat melakukan transaksi dengan ketentuan UGT Sidogiri yang sudah berjalan, anpa khawatir kesulitan mendapatkan modal/ pinjaman meskipun jumlah nasabahnya terus bertambah.Ā 
Ā 
Yusuf, dalam penelitiannya tentang BMT UGT Sidogiri yang dilakukan UGT Sidogiri mendapat respon positif dari nasabahnya. Penelitiannya yang berjudul Peran Program Pendampingan Nasabah Terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan BMT UGT Sidogiri (Studi Kasus Kemitraan BMT UGT Sidogiri dengan BRI Syariah) menyimpulkan bahwa dengan strategi kemitraan (Linkage) nasabah dapat lebih mudah melakukan transaksi dan sangat terbantu dalam pembayarannya (payment).
Ā 
Hasil penelitian yang dilakukan berkat dukungan bantuan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI tahun anggaran 2018 itu menyebutkan dalam skema kemitraan ini, nasabah yang mengajukan pinjaman modal usaha, tidak hanya mendapatkan modal berupa dana, tetapi juga pembinaan manajeman, pemasaran serta pengelolaan kas yang tentu akan meningkatkan kinerja usaha nasabah.
Ā 
Selain itu, penelitian Yusuf di atas juga menemukan titik kemajuan yang terjadi di UGT Sidogiri setelah melakukan strategi kemitraan ini. Kemajuan yang dimaksudĀ adalah signifikansi kemampuan para nasabah dalam mengelola usaha dan dalam memenuhi kewajiban pembiayaan. Sehingga, UGT Sidogiri sebagai lembaga pembiayaan dapat lebih stabil dalam mengolah putaran hasil yang diterimanya. Dengan begitu, alur pembiayaan untuk nasabah lainnya dan resiko defisit lembaga dapat lebih bisa ditanggulangi.

Kemajuan ini didapat Yusuf melalui penelitiannya pada laporan keuangan BMT UGT Sidogiri sejak tahun 2013-2015. Sistem yang dipakai adalah sistem executing. Yakni peneliti mengamati dokumen dan wawancara penelitian pelaksanaan program pendampingan yang dilakukan pihak Koperasi BMT UGT Sidogiri terhadap nasabah terpilih yang mendapatkan fasilitas pembiayaan. Adapun pengujian normalitasnya menggunakan bantuan sistem Program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Hasilnya, dari olah data dua tahun itu, laba bersih yang dihasilkan seimbang. Bahkan cenderung lebih, menembus pada kisaran angka 2 persen.
Ā 
Penulis: Sufyan Syafii
Editor: Kendi Setiawan
Ā