Nasional

Sosok dan Harapan Pemilih Milenial terhadap Pemimpin Indonesia pada Pemilu 2024

Sab, 29 Juli 2023 | 08:00 WIB

Sosok dan Harapan Pemilih Milenial terhadap Pemimpin Indonesia pada Pemilu 2024

Ilustrasi pemilu. (Foto: Dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Pemilihan umum (pemilu) 2024 tinggal beberapa bulan lagi. Selain sibuk dengan pencalonan capres dan cawapres, semua partai politik berlomba-lomba menggaet pemilih dari semua kalangan, tak terkecuali dari pemilih milenial. Data Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemilih dari generasi Y atau generasi milenial (1981-1996) dan generasi Z (1997-2012) mendominasi pada pemilu 2024.


Jika dipresentasikan dari 203 juta pemilih di dalam negeri dan 1,7 juta luar negeri yang telah terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024, persentasenya generasi milenial (lahir 1981-1996) sebanyak 68.822.389 pemilih atau 33,6 persen. Lalu generasi Z (lahir 1997-2012) sebanyak 46.800.161 pemilih atau 22,85 persen. Jika diakumulasikan sebanyak 115.622.550 pemilih 56,45 persen.


Kemudian juga ada generasi X (lahir 1965-1980) sebanyak 57.486.482 pemilih atau 28,07 persen, generasi pree-boomer (lahir sebelum 1945) sebanyak 3.570.850 pemilih atau 1,74 persen, generasi baby-boomer (lahir 1946-1964) sebanyak 28.127.340 atau 13,73 persen.


Semua generasi pada dasarnya sangat menentukan pada pemilu 2024, mau dibawa ke mana Indonesia ke depannya ada di tangan mereka. Dengan kata lain partisipasi mereka sangat dibutuhkan sebagai warga negara.


Sebagai pemilih terbanyak, seperti apa sosok pemimpin ideal yang akan memimpin Indonesia dari kacamata generasi milenial?


Namanya Luki Maulana Azhari. Sebagai pemilih milenial ia mengaku tidak muluk-muluk perihal pemimpin ideal pada pemilu 2024, intinya harus benar-benar bekerja dengan hati. Selain itu ia berharap siapa pun nanti yang terpilih harus bisa mereformasi birokrasi yang berbelit. Ia mengaku selama ini kerepotan dengan birokrasi yang berbelit.


ā€œIntinya harus bisa mereformasi birokrasi yang berbelit-belit, sehingga energi dan uang pemerintah tidak habis untuk administrasi dan rapat-rapat, kemudian juga bisa memfokuskan kepada hal-hal lain,ā€ ujar Luki, asal Tegal, Jawa Tengah Jumat lalu.


Ia berharap bahwa di pemilu 2024 bisa menghasilkan pemimpin yang mempunyai integritas, serta bertanggung jawab. Menurutnya sangat disayangkan apabila pemilu yang menghabiskan anggaran besar, tetapi menghasilkan pemimpin yang tidak mempunyai integritas dan tidak bertanggung jawab.


Lain halnya dengan Luki, Muhammad Fariz Kurniawan, pria asal Lampung ini mengatakan bahwa pemimpin ideal yang dihasilkan di pemilu 2024 adalah yang mampu membuat masyarakat sejahtera.


ā€œInginnya pemimpin yang seperti Umar bin Abdul Aziz, di mana dalam masa kepemimpinannya yang singkat mampu membuat masyarakat sejahtera. Intinya bisa menjadi sosok yang bisa mengimplementasikan nilai-nilai kepemimpinan, kejujuran, kepedulian,ā€ ujar Fariz.


Fariz berharap bahwa pada pemilu 2024, mereka yang berkontestasi harus menjunjung tinggi kejujuran, berkompetisi dengan fair, tanpa sikut-sikutan sehingga tidak ada perpecahan, baik ketika pemilu maupun setelah pemilu.


Sementara itu, Tria Rizky mengaku bahwa pemimpin ideal yang diharapkannya di 2024 adalah pemimpin yang memperhatikan aspek pendidikan dan pemerataan ekonomi.


ā€œTentu pemimpin yang memperhatikan pendidikan dan pemerataan ekonomi, sehingga Indonesia akan semakin baik. Semoga pemilu bisa dilakukan secara jujur dan adil,ā€ ujar Tria.