Nasional LITERASI DIGITAL

Strategi Dakwah yang Cocok untuk Generasi Gawai di Era Digital

Kam, 11 Agustus 2022 | 21:30 WIB

Strategi Dakwah yang Cocok untuk Generasi Gawai di Era Digital

Seminar literasi digital di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember, Jawa Timur, Kamis (11/8/2022).

Jember, NU Online

Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdullah Syamsul Arifin menjelaskan metode dakwah yang tepat yaitu disesuaikan dengan kebiasaan, kecenderungan dan kemampuan dari yang didakwahi.


Baginya, dakwah untuk generasi milenial dan Z juga harus disesuaikan dengan ciri khasnya yang akrab dengan gawai. Sejak kecil sudah bermain dengan internet. Oleh karenanya, konten-konten positif harus dipublikasikan di media sosial dan website.


Hal ini disampaikannya saat mengisi acara literasi digital di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember, Jawa Timur, Kamis (11/8/2022).


"Generasi ini sulit diajak kumpul, banyak di rumah dan di kamar, dakwah yang cocok digunakan bagi mereka adalah hal yang bisa menembus kamarnya, masuk lewat handphone," jelasnya.


Menurutnya, para penceramah Nahdliyyin harus masuk ke handphone generasi gawai untuk melakukan perubahan ke arah lebih baik. Alat merubah seseorang yang paling baik dan mudah saat ini adalah media. Langkah nyatanya bisa membuat tulisan di website, podcast di youTube, membuat story tentang hukum di whatsApp, instagram dan di facebook.


"Orang yang mau tanya hukum sekarang tanya ke internet. Maka para ulama dan pakar hukum Islam harus hadir melalui website, youtube dan media lainnya. Agar masyarakat mendapatkan jawaban yang benar," imbuh KH Syamsul Arifin.


Tokoh asal Jember ini menambahkan, dunia internet kadang membuat sesuatu yang tidak tepat tapi karena diucapkan dan dilakukan banyak orang maka dianggap benar. Inilah alasannya kenapa ruang dakwah lewat handphone harus diisi. Dakwah tidak bisa dianggap yang di mimbar saja. 


"Website yang memuat hukum Islam bercirikan Nahdliyyin masih kalah jumlahnya dibandingkan website aliran lain. Maka jika tidak diantisipasi maka akan ada perubahan pola pandang terkait hukum," pintanya.


Dikatakan, setiap umat punya tanggung jawab dakwah. Dakwah yang boleh dilakukan yaitu sesuai dengan kadar dan kekuatan. Tidak harus menunggu tua atau alim dulu. Dakwah dalam arti mudah yaitu aktifitas mengajak, menyeru,  memanggil, orang lain untuk meyakini ajaran yang diikuti oleh pengajak.


Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari memerintahkan kepada kaum Nahdliyyin untuk mendakwahkan NU dengan tiga opsi. Pertama dakwah dengan hal yang menyejukkan, menentramkan, menyembuhkan dari luka, mendamaikan. 


"Kedua, dakwah dilakukan secara konsisten, berkelanjutan dan berkesinambungan. Ketiga menggunakan hujjah yang kuat dan bisa mematahkan orang yang tidak percaya," katanya.


Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam Jember KH Robith Qosidhi menambahkan jika generasi saat ini sangat akrab dengan internet, sejak lahir sudah diposting di media sosial sama orang tuanya. Sejak kecil sudah bermain dengan internet. 


Rata-rata menggunakan handphone selama 8 jam 52 menit. Ada banyak juga yang lebih dari itu. Inilah pentingnya calon dai menjadi pelaku utama yang bisa mengajak ke kebaikan. Bukan hanya menjadi sasaran. 


"Ada kemaksiatan online, judi online, kabar hoak, prostitusi online dan diperangi dengan positif. Ini kontribusi nyata. Santri adalah penerus para ulama," tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman

Editor: Fathoni Ahmad