Nasional

Ulang Tahun Ke-75 Gus Mus, PBNU Ucapkan Selamat dan Doa

Jum, 9 Agustus 2019 | 23:00 WIB

Ulang Tahun Ke-75 Gus Mus, PBNU Ucapkan Selamat dan Doa

Gus Mus dalam lukisan karya Nabila Dewi Gayatri

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj turut memberikan ucapan selamat ulang tahun yang ke-75 untuk Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri atau yang karib dikenal dengan Gus Mus. Kiai Said mengucapkannya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (9/8).

"Selamat ulang tahun yang ke-75 kepada Hadratussyekh Almukarrom KH DR Ahmad Mustofa Bisri Mustofa," kata Kiai Said.

Kiai Said lantas mendoakan kiai karismatik itu agar diberikan umur yang panjang, sehat walafiat, penuh dengan keberkahan, dan bermanfaat untuk masyarakat banyak.

"Mari kita bersyukur, kita masih punya orang tua, masih punya ulama sepuh, ulama yang alim, dan arif," ucap Kiai almunus Universitas Ummul Qura Makkah, Arab Saudi itu.

Menurutnya, setelah beberapa hari lalu, NU dan bangsa Indonesia ditinggal oleh Pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, KH Maimoen Zubair, kini, Gus Mus menjadi sosok yang sangat diharapkan nasihat-nasihatnya.

Gus Mus merupakan Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pesantren tersebut telah melahirkan banyak alumnus yang tersebar ke berbagai penjuru negeri, menjadi aktivis NU dan Ahlussunnah wal Jamaah.

"Ayah saya pun alumni Rembang, murid dari Kakeknya Kiai Musthofa Bisri, yaitu Almarhum wal Maghfurlah Kiai Cholil Harun, termasuk Kiai Mahrus (Lirboyo) juga murid kakeknya Kiai Musthofa Bisri," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Gus Mus lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 10 Agustus 1944. Selain sebagai ulama, Gus Mus juga dikenal sebagai sastrawan dan pelukis.

Seperti santri pada zamannya, Gus Mus muda berkelana ke berbagai pesantren untuk menimba ilmu. Di antaranya ke Pesantren Lirboyo Kediri, Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, dan pesantren yang diasuh ayahnya sendiri, Raudlatut Thalibin.

Setelah itu, pengembaraan ilmu berlanjut ke Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. 

Sepulang dari Mesir, Gus Mus mulai ikut mengelola Pesantren Raudlatut Thalibin dan kini menjadi pimpinannya. Ia juga termasuk kiai yang produktif menulis. Di antara buku yang diterbitkannya berjudul Melihat Diri Sendiri (2003), Saleh Ritual Saleh Sosial: Kualitas Iman, Kualitas Ibadah, dan Kualitas Akhlak Sosial (2016), Membuka Pintu Langit: Momentum Mengevaluasi Perilaku (2007), dan Pesan Islam Sehari-hari: Ritus Dzikir dan Gempita Umat (1997). (Husni Sahal/Abdullah Alawi)