Nasional HAUL GUS DUR

Yenny Wahid: Kekuatan Terbesar Gus Dur Menertawakan Diri Sendiri

Jum, 31 Desember 2021 | 03:30 WIB

Yenny Wahid: Kekuatan Terbesar Gus Dur Menertawakan Diri Sendiri

Yenny Wahid. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online 

Putri KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang akrab disapa Yenny Wahid mengatakan salah satu kekuatan besar Gus Dur yakni menertawakan diri sendiri. Hal ini disampaikan Yenny dalam acara haul Gus Dur ke-12 di kediaman keluarga Gus Dur di Jalan Warung Sila Nomor 10 Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.


“Tertawa adalah kelebihan Gus Dur. Kelebihan itu yang buat Gus Dur banyak dicintai dan beliau punya keistimewaan untuk membahagiakan banyak orang lewat joke-jokenya,” ujar Direktur Wahid Foundation, Kamis (30/12/2021) malam.


Sikap menertawakan diri sendiri ini, ungkap Yenny, lebih dari joke. “Gus Dur tidak pernah menganggap dirinya serius, menganggap dirinya pejabat atau orang istimewa bahkan Gus Dur bolak-balik menertawakan dirinya sendiri. Inilah yang paling utama,” tutur putri kedua Gus Dur ini. 


Ia mencontohkan humor Gus Dur dan istrinya, Nyai Sinta Nuriyah Wahid yang sarat makna yakni ketika Gus Dur menyebut dirinya dan istrinya pasangan sempurna. “Bapak dan mama pasangan sempurna karena yang satu gak bisa jalan, yang satu gak bisa melihat,” ucap Yenny. 


Bagi Yenny, humor-humor Gus Dur bukan saja karena Presiden ke-4 RI ini suka humor melainkan mencerminkan karakter Gus Dur sendiri.

 

“Itu bukan perkara Gus Dur suka guyonan itu karena cara pandang beliau yang berdasarkan dalil Yassir wala tu’asir artinya permudah dan jangan dipersulit, gitu aja kok repot,” jelasnya.


Karakter Gus Dur diperkuat oleh cerita Duta besar Republik Indonesia untuk Berlin Jerman, Arif Havas Oegroseno. Dia mengatakan di Jerman Gus Dur tidak hanya dikenal sebagai Presiden ke-4 atau tokoh yang memperkuat toleransi beragama tapi juga dikenal dari sisi humornya.


Salah satu professor di Asia-Afrika Institute dari University of Hamburg, Profesor Graf bahkan sampai membukukan humor-humor Gus Dur dalam sebuah buku berjudul Lachen mit Gus Dur: Islamischer Humor aus Indonesia.

 

Buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Tertawa bersama Gus Dur, Humornya Kiai Indonesia.


Buku ini, terang Arif, diterbitkan pada tahun 2005 dan menjadi bahan referensi bagi warga Jerman untuk melihat Indonesia. “Humornya Gus Dur menjadi salah satu jendela pemahaman tentang Indonesia oleh warga Jerman,” pungkasnya. 


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni AHmad