Warta

PBNU Peringatkan Kelompok Islam yang Merebut Masjid NU

Sen, 4 Juni 2007 | 07:00 WIB

Malang, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memperingatkan kepada kelompok Islam garis keras yang “gemar” mengambilalih masjid dan mushola yang didirikan warga NU. Pengambilalihan masjid dan mushola NU itu berbahaya karena bisa memicu konflik di kalangan umat Islam.

Demikian ditegaskan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi pada silaturrahim antar-Pengurus Ranting NU, Majelis Wakil Cabang NU dan Pengurus Cabang NU se-Malang Raya dan Pasuruan, di Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Ahad (3/6) kemarin.

<>

Menurut Hasyim, selama ini dua organisasi kemasyarakatan Islam besar di Indonesia, yakni NU dan Muhammadiyah, selalu berupaya menjaga hubungan baik. Hal itu dilakukan, jelas demi menjaga persaudaraan dan persatuan di kalangan umat Islam. NU dan Muhammadiyah, katanya, selalu saling menghargai dan menghormati.

“Sebab, kalau umat Islam sudah berbenturan, saling bertentangan, terjadi konflik, saya yakin, kekuatan luar akan masuk,” terang Presiden World Conference on Religions for Peace itu.

Karena itu, ia berharap hubungan baik antar-umat Islam di Indonesia selama ini, tak diganggu oleh kemunculan kelompok dan gerakan Islam garis keras tersebut, apalagi dengan mengambilalih masjid dan mushola NU.

“Banyak masjid dan mushola NU yang direbut mereka. Istilahnya, mereka tidak bisa membangun masjid sendiri, bisanya cuma merebut masjid milik orang lain. Ingin enaknya sendiri,” ujar Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars itu.

Di sisi lain, ia juga mempertanyakan konsep Khilafah Islamiyah (Pemeritahan Islam) yang selalu diprogandakan oleh kelompok dan gerakan Islam garis keras itu. “Padahal, di Timur Tengah sendiri, yang notabene menjadi pusat Islam, Khilafah Islamiyah itu sudah tidak ada,” tandasnya.

Meski demikian, PBNU tetap melarang penggunaan kekuatan massa untuk mencegah gerakan mereka. Sebab dampaknya akan besar dan kerugian yang ditanggung tidaklah sedikit. “Kekerasan itu sangat gampang dipakai luar Islam untuk menjelekkan umat Islam,” tegasnya.

Hasyim mengajak kepada seluruh warga NU untuk kembali menjadi warga NU yang utuh. Sebab, katanya, NU sudah memiliki metode berpikir, cara dakwah maupun cara berpolitik yang baik.

“Semua sudah ada. NU sudah mempunyai elemen-elemen yang lengkap untuk menyelamatkan orang di dunia dan akhirat. Sangat mungkin elemen-elemen NU itu bisa untuk menyembuhkan luka Indonesia,” tegas Hasyim. (sbh/rif)