Warta

Situs yang Muat Film Anti-Quran Ditutup

Sen, 24 Maret 2008 | 09:58 WIB

Amsterdam, NU Online
Situs yang mempromosikan film politisi sayap kanan Belanda Geert Wilders yang isinya mencemooh Al-Quran telah ditutup oleh Network Solutions, penyedia jasa layanan hosting, menyusul banyaknya protes yang diterimanya.

Isi film yang berdurasi 15 menit itu memang belum diketahui secara pasti, namun Wilders sebelumnya menyebut kitab suci umat Islam itu sebagai 'fasis' dan membandingkannya dengan buku doktrin milik pemimpin Nazi Adolf Hitler yang berjudul Mein Kampf.<>

Wilders mengatakan, pihaknya akan merilis filmnya yang berjudul 'Fitna' itu di internet setelah sejumlah stasiun televisi menolak untuk menayangkannya.

"Network Solutions telah menerima banyak keluhan mengenai situs ini yang sekarang masih dalam pemeriksaan," demikian seperti tertulis dalam sebuah pesan dalam halaman situs yang mempromosikan film itu.

Hingga Ahad (23/3) kemarin, situs itu masih menampilkan cover yang bergambar Al-Quran dengan latar belakang bertuliskan: Segera Datang: Fitna". Demikian Aljazeera melaporkan.

Penyedia jasa hosting yang berbasis di AS itu mengatakan, pihaknya sedang melakukan investigasi terkait kemungkinan pelanggaran perjanjian penggunaan situs. Dan jika terbukti ada pelanggaran, pihaknya tidak akan mengizinkan materi apapun yang dinilainya melanggar hukum.

Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak keras rencana pemutaran “Fitna”, film yang dinilainya menyudutkan Islam.

Seperti dilaporkan NU Online, penolakan itu disampaikan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dalam pernyataan bersama yang juga ditandatangani Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr MD Situmorang, dan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja d Indonesia Pdt AA Yewangoe, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, belum lama ini.

Pernyataan sikap penolakan yang mengatasnamakan Komunitas Umat Beragama Indonesia (KUBI) tersebut ditujukan pada Perdana Menteri Kerajaan Belanda Jan Peter Balkenende dengan tembusan pada Presiden RI, Menteri Luar Negeri RI, serta Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia.

KUBI menilai, pemutaran film dimaksud pastinya akan sangat menyakiti perasaan umat Islam dan dapat menciptakan ketegangan baru bagi peradaban dunia, termasuk antara para pemeluk agama. (dar)