Jakarta, NU Online
Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin yang juga Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak setuju terhadap gagasan penyatuan metode penentuan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri. Menurutnya, perbedaan yang ada selama ini, bukan masalah karena masyarakat mampu menyikapinya secara bijak.
“Keinginan untuk menyatukan pandangan memang baik. Tapi justru dalam hal ini (perbedaan penetapan 1 Syawal) apakah bisa dianggap rasional?” ungkap Kiai Ma'ruf, begitu panggilan akrab KH Ma'ruf Amin, saat hadir pada buka puasa bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan MUI di kediaman Wapres di Jalan Diponegoro, Jakarta, Sabtu (21/10). Hadir dalam kesempatan itu para ulama dan sejumlah menteri.
<>Kiai Ma’ruf menyatakan hal itu menyusul munculnya gagasan penyatuan metode penentuan 1 Syawal dari Prof Dr Quraish Shihab dalam ceramahnya pada kesempatan tersebut. Quraish Shihab mengaku heran di Indonesia masih ada perbedaan akhir Ramadan antara ormas Islam dengan pemerintah dalam metode hisab atau rukyat.
Menurutnya sudah ada fatwa dari seorang ulama Mesir, bila orang di bumi bagian Timur telah melihat hilal yang menandai awal Ramadan dan Lebaran, maka yang tinggal di bagian Barat harus mengikuti. “Dengan kemajuan teknologi yang seolah membuat dunia jadi sempit, harusnya umat Islam dunia bisa puasa dan lebaran pada saat bersamaan,” katanya.
Menurut Kiai Ma’ruf, sejak 2003, MUI telah memutuskan penetapan Ramadan dan Idul Fitri, baik rukyat (observasi/melihat bulan) maupun hisab (perhitungan astronomi) adalah terlihatnya hilal di titik paling Barat dan Timur Indonesia. Hal ini untuk mengakomodir perbedaan astronomi akibat bentuk bumi yang bulat.
Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla menyambut baik tawaran Quraish Shihab yang mengusulkan agar para ulama Timur Tengah diundang untuk memberikan “pencerahan” pada ulama di tanah air. “Pemerintah repot juga. Mungkin jadinya puasa berakhir Senin, tapi open house Selasa. Ini jadi artifisial saja, nggak enak kan,” ujar Kalla. (rif)
Terpopuler
1
Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang atas Bentrok FPI dengan PWI-LS
2
Ini Doa Memasuki Bulan Shafar, Lengkap dengan Transliterasi dan Terjemahnya
3
Mustasyar PBNU Serukan Pentingnya Nahdliyin Jaga Pemahaman Islam Moderat di Masyarakat
4
PBNU Akan Luncurkan Penulisan Sejarah NU Jilid Pertama pada Peringatan Satu Abad Masehi 31 Januari 2026
5
Salah Kaprah Memaknai Uang Haram sebagai Rezeki
6
RMINU Jabar Dorong Pemprov Tindak Lanjuti Evaluasi Hibah Pesantren
Terkini
Lihat Semua