Daerah

Berkurban untuk Menyembelih Sifat Buas Manusia

Kam, 29 Juni 2023 | 15:00 WIB

Berkurban untuk Menyembelih Sifat Buas Manusia

Berkurban hakikatnya menyembelih sifat buas manusia. (Foto: ilustrasi)

Bandarlampung, NU Online

Ibadah kurban merupakan ibadah yang identik dan tak bisa dilepaskan dari Hari Raya Idul Adha. Umat Islam dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban berupa unta, sapi, ataupun kambing yang telah ditentukan syarat serta kriterianya.


Ibadah kurban sendiri tidak bisa hanya dilihat dari proses penyembelihannya saja. Namun di balik itu, banyak makna dan hikmah yang bisa dipetik dari ibadah yang berlatar belakang kisah keluarga Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ini.


Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Mukri menjelaskan bahwa ibadah menyembelih kurban merupakan sebuah ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini bisa dipahami dari arti kata kurban secara etimologi yang berasal dari bahasa Arab yakni: qariba – yaqrabu – qurban, wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat. 


“Dengan mendekat kepada Allah, maka kita berharap perlindungan dan kasih sayang-Nya turun memberkahi kehidupan kita,” katanya saat menjadi khatib pada pelaksanaan ibadah Shalat Idul Adha 1444 H tingkat Provinsi Lampung di Lapangan Saburai, Enggal, Kota Bandar Lampung, Kamis (29/6/2023.


Selain itu menyembelih ibadah kurban juga merupakan simbol keinginan yang kuat dalam diri umat Islam untuk menyembelih dan menghilangkan sifat kebuasan (Sabu’iyah). Di antara sifat itu adalah suka bermusuhan, berkelahi, mudah marah, mudah menyerang, dan memaki yang semua itu masuk dalam sifat-sifat intoleran. 


“Imam Ghazali menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya memiliki empat karakter yakni Al-Rubu’iyah (sifat ketuhanan), Al-Syaithaniyah (sifat “kesetanan”), Bahimiyah (sifat “kehewanan”), dan Sabu’iyah (sifat “kebuasan”),” paparnya.


Berkurban jelasnya, menjadi upaya batiniyah kita untuk menjadi pribadi yang toleran dan sesuai dengan nilai-nilai luhur yang memang telah diperintahkan dalam agama, sekaligus menjadikan kita sosok pribadi yang memiliki akhlakul karimah. 


“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” katanya mengutip hadits nabi yang diriwayatkan Abu Dawud.


Kegiatan shalat Idul Adha ini dihadiri oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Sekda Lampung Fahrizal Darminto, Danrem 043/Gatam Iwan Ma’ruf Zainudin, dan segenap masyarakat di Kota Bandarlampung.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syakir NF