Daerah

Rebut Peluang Usaha Tempe, LPNU Pasuruan Selenggarakan Ngaos Bisnis

Ahad, 4 Agustus 2019 | 02:00 WIB

Rebut Peluang Usaha Tempe, LPNU Pasuruan Selenggarakan Ngaos Bisnis

Pelatihan membuat tempe di Lajuk, Gondangwetan, Pasuruan, Jatim.

Pasuruan, NU Online
Peluang usaha masih terbuka lebar. Produk yang ada di sekitar dan menjadi konsumsi harian juga dapat dijadikan sumber penghasilan keluarga. Tergantung bagaimana mengolah, memberikan nilai lebih, kemasan hingga ditopang pemasaran yang baik.
 
Itu juga yang menggerakkan Pengurus Cabang (PC) Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Mereka menggelar Ngaos Bisnis. Kegiatan dalam bentuk pemberian pelatihan cara mengolah tempe dipusatkan di Yayasan Al-Hasani, Desa Lajuk, Kecamatan Gondangwetan, Sabtu  (3/8).
 
Kegiatan diikuti setidaknya puluhan peserta yang berasal dari warga setempat. Mereka adalah wali murid Yayasan Al-Hasani, Fatayat NU dan Muslimat NU Desa Lajuk.
Dalam pandangan Samsul Arifin, kegiatan selain untuk menyambut dirgahayu ke-74 RI, juga bertujuan meningkatkan sumber daya manusia nahdliyin atau warga NU dalam merebut peluang usaha, khususnya bisnis tempe.
 
Dalam pandangannya, tempe sudah menjadi makanan pendamping yang harus ada saat warga makan. “Karena demikian dibutuhkan, maka peluang usaha di sektor ini tentu sangat besar,” ungkapnya.
 
Hanya saja selama ini, peluang yang demikian potensial tersebut tidak mendapat perhatian serius. Padahal bila dilakukan riset dan kemudian dikelola dengan baik akan dapat menjadi sumber penghidupan.
 
“LPNU berharap, nahdliyin dapat menciptakan peluang usaha, mandiri dan menjadi penggerak perekonomian desa,” kata Sekretaris PC LPNU Kabupaten Pasuruan tersebut.
 
Ikhtiar yang dilakukan dengan menggelar pelatihan tempe diharapkan akan menjadi stimulus bagi perempuan desa sekitar. “Kuncinya adalah di ketelatenan dengan menjaga mutu serta jaringan. Kalau itu dipegang, peluang apa saja pasti akan berkembang,” ungkapnya.
 
Lebih lanjut, Ustadz Samsul, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan tersebut tidak hanya digelar saat itu, akan ada tindak lanjutnya. Hal tersebut sebagai evaluasi sekaligus rencana tindak lanjut dari gelaran pelatihan yang ada.
 
Bahkan yang sangat menentukan setelah keterampilan dimiliki dan diverensiasi usaha didapat, yakni pola pemasaran. 
 
“Setelah pelatihan, akan dilakukan pembinaan berkala dalam merebut peluang usaha dan solusi marketingnya,” pungkas Alumnus Pondok Pesantren Al-Yasini Areng-Areng Wonorejo Pasuruan tersebut. (Makhfud/Ibnu Nawawi)