Daerah

Tradisi Ziarah Kubur Muslim Bungo, Ingat Leluhur dan Pupuk Kekompakan Antarwarga

Jum, 12 April 2024 | 09:00 WIB

Tradisi Ziarah Kubur Muslim Bungo, Ingat Leluhur dan Pupuk Kekompakan Antarwarga

Muslim Bungo, Jambi saat berziarah kepada leluhurnya di sebuah pemakaman (Foto: Syarif Abdurrahman/NU Online)

Bungo, NU Online
Masyarakat Dusun Koto Jayo, Kecamatan Tanah Tumbuh, Kabupaten Bungo, Jambi punya tradisi ziarah kubur kepada leluhur di hari kedua lebaran Idul Fitri dalam rangka kirim doa. 
 

Menurut warga setempat, Hasbiyanto, ziarah kubur tersebut dilakukan oleh hampir seluruh warga secara berbondong-bondong mendatangi kuburan, mulai dari yang muda hingga yang tua, lelaki maupun perempuan. 
 

"Tradisi daerah kami sejak nenek moyang dulu yaitu mendoakan leluhur pada lebaran kedua. Kita ramai-ramai, jadi asik dan seru, terlihat kompak," ungkapnya, Kamis (11/4/2024). 
 

Hasbi menjelaskan, di daerahnya ada beberapa titik lokasi pemakaman umum. Agar lebih tertib, pegawai syara' mengumumkan di masjid tentang kegiatan ziarah akan segera dimulai sehingga semua warga berduyun-duyun ke masjid sebagai titik temu sebelum berangkat. 
 

"Ini konsepnya mendoakan seluruh ahli kubur yang ada di beberapa lokasi pemakaman. Pertama kita datang ke makam yang ada di dekat masjid, kemudian makam di dekat madrasah, kemudian ke pemakaman umum," imbuhnya. 
 

Hasbi mengatakan, dalam melakukan doa bersama dan kirim doa tersebut, ada pemimpin yang membacakan tahlil dan doa. Masyarakat secara suka rela mengikuti pemimpin. Beberapa orang terlihat membaca karpet atau alas untuk duduk ketika sampai di makam. 
 

"Nilai yang dapat kita pelajari dari tradisi ini yaitu jangan melupakan leluhur, tetap kirim doa. Biasanya para perantau pulang untuk kirim doa ke leluhur dan silaturahmi dengan sanak saudara," katanya. 
 

Ia mengatakan, tradisi ziarah kubur secara bersama-sama ini tetap dipertahankan karena kegiatan ini bisa memupuk kekompakan dan persaudaraan antarwarga. 
 

Sengaja dipilih hari kedua, karena di hari pertama umumnya digunakan untuk saling memaafkan antarkeluarga terdekat setelah shalat Idul Fitri. 
 

Selain kirim doa bersama-sama ke makam, sebagian masyarakat Dusun Koto Jayo juga mengundang tetangganya untuk makan bersama sekalian kirim doa untuk leluhur. Acara ini diselenggarakan oleh warga yang ingin saja. 
 

"Ada juga sebagian warga yang melaksanakan sedekah, berupa makan bersama dan kirim doa. Ini bagi yang mau saja,"ujarnya.
 

Kegiatan ziarah kubur secara bersama-sama juga dilakukan masyarakat Desa Teluk Cempako, Kabupaten Tebo, Jambi. Masyarakat secara kompak mendatangi makam leluhur untuk kirim doa. 
 

Kegiatan tersebut sudah berlangsung secara lama dan menjadi rutinitas di hari kedua Idul Fitri. Tanpa komando pun warga sudah bersiap melakukan ziarah kubur. 
 

"Tadi itu acara di dusun yaitu ziarah kubur kubra (besar). Rutinan setiap tahunnya," tandasnya.