Syekh Ahmad Shohibul Wafa' Taju l-'Arifin atau akrab disapa Abah Anom saat masih muda. (Foto: flickr.com)
Ren Muhammad
Kolomnis
Teramat sering mereka bertukar guyon sembari menyindir perkara bid'ah, khurafat, & takhayul--termasuk meragukan kewalian Pangersa Abah Anom. Singkat cerita. manaqiban pun rampung digelar. Di luar kebiasaan, Pangersa memilih mobil jenis kijang milik H. Tamim, dan minta diantarkan pulang ke, "Negeri Bid'ah, Suryalaya," demikian ucap Pangersa.
Mengetahui itu, pemilik mobil tak bisa berbuat apa-apa. Ajengan Zainal pun turut bersama Pangersa. Duduk di jok bagian tengah. Selama mobil melaju, Pangersa hanya tertidur pulas. Ketika melewati wilayah Malangbong, terjadilah peristiwa di luar nalar. H. Tamim malah terlelap di belakang kemudi. Bahkan kepalanya sampai terantuk-antuk membentur stir mobil.
Demi melihat itu, para penumpang dalam mobil itu pun panik, kecuali Ajengan Zainal--yang menyadari sebuah karomah sedang terjadi. Sepanjang 30an km lebih, mobil melaju menuju Tasikmalaya. Dengan kondisi jalan meliuk, menanjak, dan menurun. Setiba di depan lokasi pesantren Suryalaya, Pangersa langsung terjaga. Lantas menepuk bahu H. Tamim yang seketika kebingungan sangat.
Kini ia benar-benar sudah berada di negeri bid'ah yang sering ia olok di hadapan Ajengan Zainal. Setelah H. Tamim siuman dari linglung, seluruh penumpang pun masuk ke areal pesantren.
Tak berselang lama dari peristiwa tersebut, H. Tamim minta ditalqin bai'at oleh Pangersa. Hingga wafatnya, ia kemudian menjadi pejuang tangguh santri Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandhi di bawah asuhan Pangersa Abah Anom yang mulia.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menghadapi Ujian Hidup dengan Ketakwaan
2
Khutbah Jumat: Menghindari Buruk Sangka kepada Tuhan dan Sesama
3
Ini Link Download Logo Hari Santri 2024
4
Khutbah Jumat: Larangan Bekerja Sama dalam Kemaksiatan
5
Khutbah Jumat: Mari Memuliakan Tamu
6
Timnas Garuda, Bahrain, dan Politik Timur Tengah
Terkini
Lihat Semua