Internasional

Arab Saudi hingga AS Kecam Israel soal Kunjungan Ben Gvir ke Masjid Al-Aqsa

Kam, 5 Januari 2023 | 14:00 WIB

Arab Saudi hingga AS Kecam Israel soal Kunjungan Ben Gvir ke Masjid Al-Aqsa

Ilustrasi: PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Keamanan Nasional Israel Ben Gvir dalam sebuah pertemuan pada 28 Desember 2022 lalu. (Foto: Time of Israel)

Jakarta, NU Online

Kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel, Ben Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (3/1/2023) lalu mendapat reaksi dan kecamanan keras, terutama dari sejumlah negara Arab seperti Yordania, Arab Saudi, UEA, negara-negara Teluk, dan Turki. Pasalnya, kunjungan Ben Gvir, yang dikenal sebagai menteri yang membenci Arab dapat menyulut konlflik besar bahkan perang.


Yordania yang selama ini dikenal sebagai penjaga atau wali penjaga situs-situs suci di Yerusalem mengatakan bahwa kunjungan Ben Gvir merupakan sesuatu yang parah.

 

"Yordania mengecam dalam istilah yang paling parah penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan pelanggaran kesuciannya," demikian pernyataan resmi Kemlu Yordania yang dikutip Reuters.

 

Kecaman juga datang dari Kerajaan Arab Saudi. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arab Saudi menyebut tindakan itu sebagai provokasi dan memicu konflik.

 

"Kementerian Luar Negeri menyampaikan kecaman Kerajaan Arab Saudi atas tindakan provokasi pejabat Israel yang menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa," demikian pernyataan Kemlu Saudi, seperti dikutip Reuters.

 

Negara Teluk Arab lain seperti Uni Emirat Arab juga melancarkan kecaman serupa. Sejumlah diplomat di negara-negara Arab juga menyatakan kekhawatiran mereka terkait kunjungan Menteri Israel itu.

 

Mereka cemas tindakan tersebut bisa memicu konflik bahkan perang sebagaimana terjadi pada dua tahun lalu. Pada April 2021, perang meletus antara Hamas dan pasukan Israel selama 11 hari. Imbas insiden itu, 260 warga Palestina tewas, termasuk perempuan dan anak-anak. Dari pihak Israel, 13 orang tewas.


Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina menyampaikan kecaman dan menyebut tindakan dia memicu konflik serius. "Kunjungan Ben-Gvir sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ancaman serius di wilayah konflik," demikian pernyataan Kemlu Palestina, seperti dikutip AFP.


Sejak awal, Hamas sudah mengecam rencana kunjungan ini. Mereka menilai tindakan tersebut berlebihan dan memperingatkan konflik akan meletus.

 

"(Rencana Ben-Gvir) mengindikasikan bahwa pemerintah pemukim fasis mulai berencana menyerang warga kami dan Masjid Al-Aqsa, dan mendeklarasikan perang terhadapnya (warga Palestina)," demikian pernyataan Hamas yang dikutip Times Times of Israel.

 

Ben-Gvir mengunjungi Masjid Al-Aqsa setelah berdiskusi dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sehari sebelumnya. Dalam pembicaraan itu, mereka sepakat Ben Gvir mengunjungi titik pusat konflik.


Kompleks Al-Aqsa memang kerap memicu konflik. Kawasan itu merupakan tempat suci bagi Islam dan Yahudi, yang menyebut kompleks Al-Aqsa sebagai Temple Mount.


"Kita tak boleh tunduk kepada Hamas," ujar Ben-Gvir, seperti dikutip Ynet News.


Menanggapi kunjungan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masa bodoh dengan kecaman sejumlah negara serta teguran dari Amerika Serikat usai Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa awal pekan ini.

 

Netanyahu bersikeras bahwa tindakan Ben-Gvir menyambangi kompleks tersebut lantaran wilayah itu masih bagian dari kedaulatan Israel. Tindakan itu juga dinilai tak melanggar kesepakatan status quo.

 

Dia pun menegaskan Ben-Gvir sekadar datang dan tidak beribadah di sana. Dia lalu bersikeras bakal tetap pada sikapnya untuk kepentingan Israel ketimbang memikirkan pandangan dunia internasional.

 

"Daripada tunduk dan mengikuti perintah komunitas internasional, kami dengan bangga akan bertahan pada kepentingan negara Israel dan Tanah Israel," kata Netanyahu seperti dikutip The Jerusalem Post.


Selain negara-negara Arab, Amerika Serikat, Jerman, dan PBB juga melayangkan kecaman atas kunjungan Ben Gvir. Washington DC mewanti-wanti segala upaya guna mengubah status quo Yerusalem dan tempat-tempat suci di kota itu 'tak bisa diterima'.


"Kami menegaskan sikap untuk menjaga status quo, demi penghormatan terhadap situs suci di Yerusalem. Aksi sepihak yang bertolak belakang atas status quo itu tentu tak dapat diterima," demikian pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.


Kementerian Luar Negeri AS bahkan menghubungi kantor Netanyahu untuk meminta penjelasan soal kunjungan itu.


Dewan Keamanan PBB pun bakal menggelar rapat pada Kamis (5/1) untuk membahas kunjungan kontroversial tersebut. Rapat itu digelar sekitar pukul 20.00 waktu setempat di markas besar PBB di New York.


Kompleks Masjid Al-Aqsa terletak di Yerusalem Timur, wilayah yang dianeksasi Israel. Masjid Al-Aqsa menjadi rawan konflik antara Israel-Palestina karena juga merupakan situs suci bagi umat Yahudi yang menyebut tempat itu sebagai Temple Mount.


Di bawah kesepakatan lama, warga non-Muslim dapat mengunjungi situs tersebut pada waktu-waktu tertentu namun tidak diperbolehkan beribadah di sana.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang Yahudi yang diam-diam beribadah di Masjid Al-Aqsa. Langkah itu dikecam keras oleh warga Palestina.


Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan