Internasional

Belum Puas Bombardir Palestina, Raja Yordania Peringatkan Israel soal Ledakan Regional

Sen, 20 November 2023 | 08:00 WIB

Belum Puas Bombardir Palestina, Raja Yordania Peringatkan Israel soal Ledakan Regional

Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein. (Foto: AFP/Mandel Ngan)

Jakarta, NU Online

Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein telah mengeluarkan peringatan serius terkait agresi Israel di Gaza, Palestina, dengan memperingatkan adanya konsekuensi besar. Menurutnya, jika serangan Israel terhadap Gaza terus berlanjut, kemungkinan besar akan terjadi "ledakan regional", yaitu potensi eskalasi konflik yang dapat melibatkan dan mempengaruhi wilayah yang lebih luas secara regional.


Raja Abdullah menyampaikankan kekhawatirannya meluasnya dampak konflik tersebut, baik dalam hal politik, keamanan, maupun kemanusiaan, hingga mencakup negara-negara tetangga dan wilayah lain di Timur Tengah. Raja Abdullah menegaskan penolakan terhadap hasil perang Israel-Gaza yang dapat menyebabkan terulangnya pendudukan di wilayah tersebut. Ia juga mengecam segala hasil dari perang Israel-Gaza yang dapat menyebabkan terulangnya pendudukan di wilayah tersebut. 


"Skenario apa pun untuk menduduki kembali sebagian wilayah Gaza atau mendirikan zona penyangga di dalamnya akan memperburuk krisis dan menjadi agresi terhadap hak-hak Palestina", ungkap Abdullah dikutip dari The National News.

 

Pernyataan dari Raja Abdullah muncul beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengindikasikan bahwa Israel berencana untuk mengambil tanggung jawab keamanan secara menyeluruh di Gaza. Selanjutnya, perbedaan pandangan antara pemimpin Yordania dan Israel terkait keamanan di Gaza menunjukkan ketegangan dan potensi eskalasi konflik di wilayah tersebut. 


Lebih dari sepuluh juta penduduk Yordania memiliki keturunan Palestina, sebuah aspek yang menjadi landasan utama bagi dukungan kuat Yordania terhadap perjuangan Palestina. Koneksi sejarah dan ikatan budaya antara kedua bangsa ini telah membentuk dasar emosional dan solidaritas yang kuat dalam menyokong upaya Palestina untuk mencapai kemerdekaan.


Raja Abdullah juga mendesak agar agresi Israel dihentikan segera, sambil menekankan perlunya pembahasan lebih lanjut terkait solusi dua negara. Pernyataan ini mencerminkan keprihatinan atas eskalasi kekerasan dan menyoroti pentingnya mencari jalan damai melalui dialog dan negosiasi untuk mencapai penyelesaian yang berkelanjutan.


"Solusinya dimulai dari sana. Jalur lain mana pun akan mengakibatkan kegagalan dan lebih banyak siklus kekerasan dan kehancuran," katanya.


Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Al-Safadi, menegaskan penolakan terhadap agresi militer Israel dan menilainya sebagai tindakan perang pembelaan diri dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, pada pekan lalu, seperti yang dikutip dari Middle East Monitor.


Selain itu, Parlemen Yordania memutuskan untuk meninjau kembali perjanjian dengan Israel, termasuk perjanjian damai tahun 1994, dengan mengarahkan komite hukum untuk melakukan peninjauan ulang terkait hal ini. Keputusan ini mencerminkan respons Yordania terhadap situasi konflik terkini dan menunjukkan keinginan untuk mengevaluasi hubungan bilateral dengan Israel.


Data Kementerian Kesehatan Palestina mencatat bahwa sudah lebih dari 12.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa sebagai akibat dari agresi Israel di Gaza.