Internasional

Buntut Protes Iran: Aktivis Muda Nika Shakarami Tewas, Jasadnya Dicuri, Keluarganya Diancam Pembuhunan 

Jum, 7 Oktober 2022 | 19:45 WIB

Buntut Protes Iran: Aktivis Muda Nika Shakarami Tewas, Jasadnya Dicuri, Keluarganya Diancam Pembuhunan 

Nika Shakarami yang tewas di tangan otoritas Iran dalam demonstrasi atas kematian Mahsa Amini. (Foto: BBC)

Jakarta, NU Online

Nika Shakarami, gadis belia usia 16 tahun tewas di tangan otoritas Iran dalam demonstrasi atas kematian Mahsa Amini. Kasus kematiannya kini memicu kemarahan baru di media sosial.


Sebelum meninggal, Nika dikabarkan hilang di Teheran pada tanggal 20 September 2022 setelah memberi tahu seorang temannya ia dikejar oleh polisi. Dia hilang selama 10 sebelum tubuhnya yang tak bernyawa ditemukan.

 

Gadis itu baru ditemukan usai pihak keluarga memeriksa setiap kantor polisi dan rumah sakit. Nahasnya, keluarga menemukan Nika dalam keadaan sudah tak bernyawa. Jasadnya ditemukan di kamar mayat di pusat penahanan Teheran.


"Ketika kami pergi untuk mengidentifikasi dia, mereka tidak mengizinkan kami untuk melihat tubuhnya, hanya wajahnya selama beberapa detik," kata Bibi Nika, Atash Shakarami, dilansir dari BBC, Jumat (7/10/2022).


Keluarga baru bisa melihat kondisi tubuh korban saat pihak berwenang melepaskan jasad Nika untuk disemayamkan. Ditemukan luka-luka hingga bagian tubuh korban yang hancur seperti hidung dan tengkoraknya akibat pukulan benda keras.


Mereka lalu memindahkan mayatnya ke kampung halaman ayahnya di Khorramabad pada Ahad, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-17. Keluarga bermaksud untuk menguburkannya di sana pada hari Senin. 


Di bawah tekanan dari pihak berwenang, keluarga telah setuju untuk tidak mengadakan pemakaman. Namun, pasukan keamanan Iran 'mencuri' tubuh Shakrami dan menguburkannya di Desa Veysian. 


"Tapi, tubuhnya direnggut dan dikubur di sebuah desa sekitar 40 (kilometer) jauhnya," kata sumber yang dikutip BBC.


Bibi korban, Atash, yang mengunggah tentang Nika di akun media sosialnya pun ditangkap pada hari Ahad ketika pasukan keamanan menggerebek rumahnya.


Pasukan keamanan bahkan mengancam akan membunuh Atash jika ada anggota keluarga yang ikut dalam protes. 


Otoritas Iran janji lakukan investigasi

Melansir The Guardian, Pemerintah Iran merespons kemarahan publik yang meningkat dengan melakukan penyelidikan. 


Para pejabat mengatakan kepada media pemerintah bahwa tidak ada luka tembak di tubuh Nika. Kematiannya disebut lantaran jatuh dari atap (ketinggian), tidak terkait dengan protes.


"Sebuah kasus telah diajukan di pengadilan pidana untuk menyelidiki penyebab kematian Nika Shakrami. Perintah untuk menyelidiki kasus ini telah dikeluarkan," kata Jaksa Penuntut Umum Teheran Ali Salehi, seperti dikutip oleh kantor berita resmi IRNA.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan