Kesehatan

Cara Mencegah Gagal Ginjal Akut menurut Lembaga Kesehatan NU

Jum, 14 Oktober 2022 | 13:30 WIB

Cara Mencegah Gagal Ginjal Akut menurut Lembaga Kesehatan NU

Pengurus Lembaga Kesehatan PBNU dr Syifa Mustika saat di Posko Crisis Center Malang. (Foto: NU Online/Syaifullah)

Jakarta, NU Online
Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Syifa Mustika menyoroti kasus gagal ginjal akut misterius yang terjadi pada 131 pasien anak di 14 provinsi Indonesia. Ia membagikan cara pencegahan gagal ginjal akut.

 

Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan saat ini, lanjut dia, adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih, menjaga nutrisi pada makanan yang dikonsumsi, dan mencukupi kebutuhan cairan harian.

 

“Secara umum dengan mempertahankan pola hidup sehat, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), hindari makanan olahan yang siap saji, dan konsumsi air putihnya harus banyak,” jelas dr Syifa kepada NU Online, Jumat (14/10/2022).


 
Temuan kasus pasien gagal ginjal akut misterius menurutnya baru terjadi. Ia menyebut, lonjakan kasus tersebut sebagai fenomena baru.

 

“Ini fenomena baru. Sampai saat ini penyebabnya belum diketahui. Ada yang bilang terkait dengan virus atau obat,” kata dia.

 

Dokter Spesialis Penyakit dalam Konsultan Gastroenterologi itu menyebut, penyakit gagal ginjal tidak bersifat mendadak. Gagal ginjal merupakan suatu penyakit kronik dan progresif.

 

“Jadi, ia berjalan terus tapi perlahan. Yang perlu diwaspadai ini (kasus gagal ginjal akut misterius) karena gangguannya berjalan cepat dan progresif juga,” terang dia.

 

Ia menjabarkan, umumnya gejala gagal ginjal akut ditandai dengan adanya penurunan output urine, pembengkakan akibat retensi cairan, mual, kelelahan, dan sesak napas. Terkadang, gejala juga tidak terlalu kentara.

 

“Biasanya gangguan berkemih misalnya kencing lancar atau banyak kencing, kali ini dia nggak pipis. Atau pada kasus ini, karena banyak di anak usia 5 tahun, dia jadi rewel,” jabar dokter yang praktek di Rumah Sakit Hermina, Malang, Jawa Timur itu.

 

“Yang paling dominan itu bisa demam, nyeri pinggang, atau volume urinenya berkurang dan juga kondisi yang lebih lanjut, lemas, penurunan kesadaran, atau karena gangguan elektrolit sehingga cuci darah,” tambah dia.

 

Konsumsi air putih harian yang dianjurkan
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kebutuhan cairan tiap orang berbeda-beda. Meski begitu, pada orang dewasa, konsumsi air putih yang disarankan yaitu sekitar delapan gelas berukuran 230 ml per hari atau total 2 liter. Jumlah tersebut setara dengan 8-10 gelas air putih.

 

Selain dari minuman, makanan juga dapat memberikan asupan cairan pada tubuh yaitu sekitar 20%. Cairan dari makanan terutama diperoleh dari buah dan sayur, misalnya bayam dan semangka yang mengandung 90% air.

 

Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi