Kesehatan

Resep Herbal Gus Maksum Jauhari untuk Pasien yang Semula Dikira Kesurupan

Ahad, 4 Desember 2022 | 11:00 WIB

Resep Herbal Gus Maksum Jauhari untuk Pasien yang Semula Dikira Kesurupan

Pasien anemia yang sedang dalam perawatan medis.

Gus Maksum Jauhari, pendiri Pencak Silat Pagar Nusa, dikenal memiliki kemampuan pengobatan yang mumpuni. Ia sering menggunakan bahan alami atau yang sekarang dikenal dengan obat herbal. Meskipun bahan yang digunakan cenderung tradisional, tetapi banyak masyarakat yang sembuh ketika diobati olehnya.


Analisisnya tentang penyebab penyakit yang sering terjadi di masyarakat juga melampaui kemampuan rata-rata pengobat tradisional. Penyakit yang sering dianggap masyarakat disebabkan oleh gangguan makhluk halus seperti kesurupan mampu dianalisis penyebabnya olehnya. Bagaimana kisah ia menganalisis penyebab penyakit dan bagaimana pula pengobatan yang diberikan berdasarkan analisisnya itu?


Sebagai seorang Kiai, Gus Maksum tetap mengedepankan ikhtiar pengobatan dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mencerminkan keimanan dan kekuatan tauhid. Ia juga menyebutkan bahwa ada gangguan makhluk halus seperti jin yang dapat menyebabkan penyakit. Namun, ia juga tidak menafikan penyebab medis yang sering kali muncul sebagai kombinasi ataupun penyebab lain dalam kejadian suatu penyakit.


Uniknya, dahulu ia pernah mengemukakan analisis tentang penyebab penyakit kesurupan yang saat ini terbukti sesuai dengan sains ilmiah modern. Beberapa kisah pingsan massal yang dialami oleh masyarakat di daerah Kediri dan Lamongan puluhan tahun yang lalu menjadi bukti bahwa Gus Maksum memiliki kecerdasan dan karomah dalam bidang pengobatan.


Suatu ketika, sebuah SMEA di Kediri dilanda peristiwa aneh dan mengguncang. Peristiwanya, setelah bel berbunyi, seluruh siswa di salah satu kelas mendadak pingsan tanpa sebab yang jelas. Para guru pun panik dan kalang kabut menghadapi peristiwa tak terduga itu. Setelah melalui musyawarah beberapa saat, para guru segera memanggilkan orang-orang pintar. Mereka berasumsi bahwa anak-anak itu kerasukan jin. Namun, usaha pengobatan yang dilakukan mereka tidak maksimal. Akhirnya, para guru berinisiatif sowan kepada Gus Maksum Jauhari.


Kisah menarik ini tercatat dalam buku tentang biografi KH Maksum Jauhari sebagai berikut:


“Singkat cerita, Ia kemudian datang ke lokasi bersama beberapa orang santrinya untuk memeriksa siswa-siswa yang jumlahnya hampir mencapai 50 orang itu. Setelah diperiksa, Ia berkesimpulan bahwa mereka bukan kerasukan jin seperti yang diperkirakan. Namun, mereka mengidap penyakit darah rendah atau anemia.” (Gus Maksum Sosok dan Kiprahnya, editor KH Imam Yahya Mahrus, [Kediri: Lirboyo Press, 2004 M], halaman 85-86).


Dengan ramuan obat tradisional yang dibawa dari Lirboyo, Gus Maksum melakukan perawatan di tempat itu juga. Dalam waktu yang relatif singkat, Ia berhasil mengobati siswa-siswa itu hingga kembali sadar seperti sedia kala.


Peristiwa serupa juga pernah terjadi di sebuah Madrasah Aliyah di Lamongan. Bedanya dengan di Kediri, peristiwa di Lamongan itu sudah terjadi berkali-kali. Kebetulan, kepala sekolah madrasah tersebut adalah alumni Lirboyo. Dialah yang berinisiatif untuk meminta bantuan kepada Gus Maksum.


Menurut Gus Maksum, sebenarnya fenomena kerasukan jin itu 95% disebabkan oleh penyakit darah rendah. Bahkan, darah rendah bisa menyerang secara massal pada saat yang sama. Hal itu telah ia buktikan melalui peristiwa-peristiwa yang telah Ia tangani beberapa puluh tahun yang lalu. Pengobatan yang disarankan untuk anemia tertulis dalam Buku Gus Maksum Sosok dan Kiprahnya sebagai berikut.


“Untuk mengobati darah rendah, Ia menyarankan untuk makan buah kurma dengan dosis pagi tiga buah, siang enam buah, dan sore sembilan buah. Selain itu, bisa juga menggunakan kombinasi air kelapa hijau yang direbus dengan gula batu. Setelah dingin, ramuan tersebut dicampur dengan madu. Saran yang lain dari Ia untuk orang yang mengalami darah rendah adalah rutin berjemur setiap pagi.” (Imam, 2004 M: 150).


Kebenaran analisis Ia tentang penyebab darah rendah ternyata sesuai dengan perkembangan ilmu epidemiologi. Jurnal ilmiah yang terbit di tahun 2019 menyebutkan bahwa rangkaian fenomena misterius berupa pingsan massal telah terjadi di pabrik garmen di Kamboja selama bertahun-tahun. Pada tahun 2017, telah terjadi lebih dari 1600 kasus pekerja pabrik yang mengalami pingsan.


Pada tahun 2018, kejadian berupa pingsan massal di sebuah pabrik sepatu dialami oleh 200 orang pekerja. Salah satu analisis yang dikemukakan sebagai penyebab kejadian tersebut adalah darah rendah atau anemia. (Kim dan Kawazu, 2019, Mass Fainting in Cambodian Garment Factories, Global Epidemiology, Elsevier, halaman 1-2)


Dalam kaitan tersebut, di tahun 2013 telah ada laporan lain yang menyebutkan kasus pingsan massal berkali-kali di pabrik garmen Kamboja. Fenomena tersebut diulas oleh jurnal ilmiah nutrisi yang terbit di tahun 2016. Berdasarkan penelitian tersebut, para pekerja wanita berusia muda rentan mengalami anemia atau darah rendah. Mereka kekurangan Hemoglobin (Hb) dan zat besi (Fe). (Makurat dkk, Nutritional and Micronutrient Status of Female Workers in a Garment Factory in Cambodia, Nutrients, MDPI, 2016 M, halaman 1-16)


Darah rendah atau anemia merupakan gangguan kesehatan yang sering terjadi pada perempuan, terutama yang berusia remaja maupun dewasa. Berdasarkan sains pengobatan modern, gangguan ini terjadi karena kurangnya hemoglobin atau protein tertentu dalam darah yang berfungsi membawa oksigen dan zat besi. Akibatnya, orang yang anemia rentan mengalami gejala lemah, letih, lesu dan tidak bertenaga hingga pingsan.


Terapi yang diberikan oleh Gus Maksum untuk darah rendah atau anemia juga sangat ilmiah. Buah kurma merupakan sumber nutrisi istimewa yang banyak mengandung mineral penting seperti zat besi. Zat besi ini sangat penting dalam pengobatan anemia. Selain itu, kandungan gula yang terdapat di dalam buah kurma mampu dengan segera membangkitkan energi dalam waktu singkat. Oleh karena itu, orang yang baru pulih dari pingsan dan makan buah kurma akan segera bertenaga.


Apabila dikonsumsi secara rutin, buah kurma mampu mencegah kambuhnya anemia. Sebagaimana yang telah diketahui, wanita muda dan dewasa setiap bulan mengalami menstruasi sehingga rentan terkena anemia. Untuk mengantisipasi hal tersebut, konsumsi nutrisi seperti buah kurma secara rutin sangat baik dilakukan.


Air kelapa hijau juga merupakan sumber berbagai mineral penting seperti magnesium dan kalium. Kedua mineral tersebut juga berperan penting dalam penyembuhan anemia. Dalam ramuan yang disarankan oleh Gus Maksum, air kelapa hijau dicampur dengan gula batu dan madu. Formula ini akan memperkaya kandungan gula sebagai sumber energi. Selain itu, madu yang kaya akan vitamin merupakan merupakan nutrisi yang bermanfaat untuk pengobatan berbagai penyakit.


Terakhir, Gus Maksum menyarankan untuk orang yang rentan anemia agar berjemur setiap pagi. Sinar matahari akan mengaktifkan vitamin D3 di dalam tubuh manusia. Vitamin ini sangat penting sebagai unsur kekuatan tulang bersama-sama dengan kalsium. Orang yang rentan anemia memerlukan peningkatan kekuatan tulang agar lebih sehat dan berenergi dalam aktivitasnya sehari-hari. Wallahu a’lam bis shawab.

Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, apoteker dan peneliti farmasi.