Nasional

9 Kesepakatan Pemuka Agama dan Aktivis Kemanusiaan di Forum R20 NU DIY

Sen, 20 Februari 2023 | 18:30 WIB

9 Kesepakatan Pemuka Agama dan Aktivis Kemanusiaan di Forum R20 NU DIY

Para pemuka dan aktivis kemanusiaan itu membacakan deklarasi di atas jembatan Sungai Gajah Wong di Yogyakarta, Ahad (19/2/2023). (Foto: Dok. Lakpesdam NU DIY)

Jakarta, NU Online 
Para pemuka agama dan aktivis kemanusiaan dalam Forum Religion of Twenty (R20) Nahdlatul Ulama (NU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah bersepakat membangun solidaritas kemanusiaan dan hidup selaras dengan alam. Kesepakatan tersebut berdasar bawah nilai spiritualitas dari setiap agama seyogyanya memang menekankan relasi baik yang perlu dirawat antara manusia, alam semesta, dan tuhan penciptanya.


Setidaknya ada sembilan poin yang disepakati melalui turunan komitmen mereka dalam mewujudkan solidaritas antarsesama dan merawat alam. Hal ini dikuatkan lewat deklarasi di atas jembatan Sungai Gajah Wong di Yogyakarta.

 

Berikut ini isi deklarasi yang disampaikan oleh para pemuka agama lintas iman DIY dan Jawa Tengah:
 
 

  1. Perubahan iklim yang sangat cepat mengakibatkan bencana alam yang mengancam kehidupan seluruh ciptaan secara luas.
  2. Sebagian besar bencana akibat pemanasan global disebabkan oleh tindakan manusia dalam bentuk eksploitasi sumber daya alam, industrialisasi, deforestasi, dan konsumerisme.
  3. Krisis iklim bukan hanya sekadar permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga problem keagamaan karena yang menggerakkan manusia adalah nilai-nilai, termasuk nilai agama.
  4. Kita umat beragama dan kepercayaan wajib berikhtiar untuk mengatasi krisis iklim. 
  5. Masalah lingkungan ini harus diselesaikan secara kolaboratif melalui jalur-jalur lintas sektoral, baik iman, negara, wilayah, generasi, gender, kelompok, maupun ikatan primordial lain.
  6. Pemuka agama dan kepercayaan bertanggung jawab untuk mempelajari isu-isu lingkungan sebagai tanggung jawab spiritual dan menyebarkannya ke masyarakat luas.
  7. Pemuka agama dan kepercayaan berkolaborasi menyebarkan semangat persaudaraan yang melintasi agama dan kepercayaan, negara, hingga menuju terbangunnya persaudaraan kosmis yang keseluruhannya diturunkan kembali di tingkat praktis di dalam menyelesaikan krisis Iklim.
  8. Gerakan pro-lingkungan harus senantiasa kritis serta mendorong negara dan korporasi  untuk mengubah modus pembangunan ekonomi yang berbasis pada ekonomi ekstraktif dan materialisasi alam menuju ekonomi lestari demi terciptanya keadilan lingkungan. 
  9. Pemuka agama dan kepercayaan mendorong umat dan terlibat aktif dalam pertobatan ekologis serta mendorong umat agar bersikap kritis terhadap cara-cara yang selama ini berkontribusi pada terciptanya ketidakadilan iklim.
 

Ketua Panitia Forum R20, Heru Prasetia mengungkapkan, bahwa sembilan poin kesepakatan di atas merupakan  bentuk respons terhadap kerusakan yang disebabkan oleh krisis iklim dan keserakahan mengeruk sumber daya alam.


“Tuhan menciptakan bumi baik adanya dan setiap agama dan kepercayaan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk mengelola dan melestarikannya,” ungkap dia. 


Menurutnya, kerusakan iklim disebabkan oleh satu tindakan yang merusak. Satu tindakan itu dapat menimbulkan penderitaan bagi semua, manusia maupun ciptaan lainnya .


“Oleh karena itu kami, pemuka dan umat dari berbagai agama dan kepercayaan menyatakan kesepakatan lewat kesembilan poin di atas,” jelas dia. 


Tak hanya deklarasi kesepakatan, Forum R20 NU DIY ini juga jadi momentum pemberian penghargaan kepada empat pesantren di DIY, sebagai pesantren ramah lingkungan. 


Keempat pesantren itu adalah Pesantren Al Imdad, Bantul (Pengelolaan Sampah dan Pelestarian Alam), Pesantren Al Mumtaz, Gunungkidul (Pemberdayaan Masyarakat), Pesantren As Salafiyah Mlangi 2, Sleman (Eco-Pesantren), dan Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo,  Bantul (Kemandirian Pesantren melalui Pelestarian Hutan, Pertanian, Perikanan, dan Peternakan).

 
Forum yang didukung oleh dan didukung oleh Gusdurian Peduli, Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) Emergency Unit, Jejaring Komunitas Kristen untuk Penanggulangan Bencana di Indonesia (Jakomris PBI), NU Care-LAZISNU, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Garda Fatayat (Garfa), Pares, Pusat Rehabilitasi Yakkum, Human Initiative, Rumah Zakat, NAHNU TV, dan Gereja Kristen Jawa. 


“Forum ini tidak berhenti pada aktivitas selama dua hari berlangsungnya Forum R20 namun juga akan berlanjut pada gerakan solidaritas yang mempersatukan dalam upaya pelestarian dan perlindungan alam semesta serta aksi-aksi kemanusiaan seperti dalam aksi penanggulangan bencana alam,” tandas Heru. 


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syamsul Arifin