Nasional

Boleh Membenci Sesuatu namun Tidak dengan Perundungan

Ahad, 30 Oktober 2022 | 08:00 WIB

Boleh Membenci Sesuatu namun Tidak dengan Perundungan

Ilustrasi: Perundungan tidak diajarkan dalam agama Islam karena prinsip ajaran Islam adalah memberikan nasihat dan menghendaki kebaikan. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online
Islam bukanlah agama perundungan (bulliying). Agama Islam pada prinsipnya menebarkan nasihat dan menghendaki kebaikan.


Tim Narasumber Asnuter Jatim Ustadz Abdul Qadir Mahrus mengungkapkan hal itu dalam tayangan  Bullying di Medsos dalam Perspektif Tasawuf di Youtube TV9 Official, Rabu (26/10/2022).


"Boleh juga tidak menyukai orang lain karena kejelekan-kejelekannya, tapi cara-cara Islam tidak dengan mem-bully atau mencaci maki," tuturnya.


Ia menerangkan firman Allah swt dalam Surat Al Hujurat yang artinya jangan saling mencaci maki. Ada juga di dalam Surat Al-Humazah yang ayatnya sudah sangat jelas bahwa Allah mengajarkan untuk menghindari bullying dan menghindari caci maki.


"Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, Rasulullahh saw bersabda, orang yang beriman dan bermasyarakat lalu terkena bullyan dan cacian dan bersabar itu lebih baik dibandingkan yang tidak bermasyarakat hidup menyendiri dan dia tidak sabar dengan Bullying orang lain," kata Ustadz Qodir.


Menurut Ustadz Qadir manusia diciptakan oleh Allah swt tidak hanya sebagai seorang hamba tetapi juga sebagai khalifah. Karena itu, menjadi sebuah keniscayaan bahwa manusia bergumul di tengah-tengah masyarakat dan bermedia sosial. "Jika ada bullying maka tips dari Rasulullah adalah bersabar," ujarnya.


Ia menuturkan bahwa bermedia sosial dalam era saat ini tidak dapat dihindarkan lagi. Media sosial merupakan media untuk bersilaturahim, berbagi informasi, menimba ilmu atau bahkan berbagi ilmu. Namun, tidak jarang media sosial juga digunakan dengan hal yang kurang baik.


"Seseorang yang bermedia sosial dan bermasyarakat tetapi tidak lupa dengan Allah swt adalah tidak mengurusi urusan orang lain, apalagi berbicara jelek tentang orang lain, seperti ghibah, namimah atau bullying," paparnya.


Ia menceritakan ketika ada seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah saw dan berkata: Wahai Rasulullah tunjukkanlah padaku suatu amalan jika amalan itu aku lakukan Allah mencintai dan orang-orang juga mencintai aku.


"Lalu Rasulullah saw menjawab: Zuhudlah maka Allah akan hadir mencintai kamu, dan zuhudlah terhadap yang ada pada kehidupan manusia, terlebih memikirkan keburukan dan kejelekan orang lain, jika kamu mau zuhud terhadap itu semua maka manusia akan mencintai kita," pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Kendi Setiawan