Nasional

Di Unugiri Bojonegoro, Ketum PBNU Jelaskan Pentingnya Investasi Teknologi daripada Infrastruktur Fisik

Sel, 13 Desember 2022 | 17:30 WIB

Di Unugiri Bojonegoro, Ketum PBNU Jelaskan Pentingnya Investasi Teknologi daripada Infrastruktur Fisik

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengisi acara Peresmian Gedung KH Hasyim Asy’ari Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro, Jawa Timur, pada Selasa (13/12/2022). (Foto: Tangkapan layar Youtube NU Online)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menghadiri Peresmian Gedung KH Hasyim Asy’ari Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro, Jawa Timur, pada Selasa (13/12/2022) siang.

 

Pada kesempatan itu, Gus Yahya mengingatkan bahwa investasi teknologi bagi perguruan tinggi lebih penting daripada investasi berupa infrastruktur fisik. Menurut Gus Yahya, infrastruktur fisik saat ini cenderung semakin tidak relevan dalam pengembangan perguruan tinggi.

 

Ia mengaku pernah mendapat cerita bahwa penggunaan gedung di lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada saat ini, tidak lebih dari 25 persen. Cerita ini didapat Gus Yahya dari salah seorang mantan rektor UGM.

 

Percepatan penurunan penggunaan gedung kampus itu mulai terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, pada sekitar tahun lalu. Saat itu, semua orang di seluruh satuan pendidikan melakukan pembelajaran secara daring, tak terkecuali bagi perkuliahan di perguruan tinggi.


 
“Sekarang Covid-19 sudah reda, ternyata dosen dan mahasiswa tuman (kebiasaan) semua. Dosen malas ke kampus dan mahasiswa keenakan di rumah, sehingga nyaris 75 persen dari infrastruktur fisik di kampus itu nganggur (tidak terpakai) dan tujuan perkuliahan tetap tercapai. Jadi ada kecenderungan ke depan seperti itu,” ungkap Gus Yahya.

 

Lebih-lebih, saat ini telah banyak perguruan tinggi internasional yang banyak menawarkan berbagai program perkuliahan melalui platform digital. Karena itu, Gus Yahya meminta kepada Unugiri Bojonegoro untuk mempertimbangkan soal investasi teknologi daripada infrastruktur fisik.

 

“Tampaknya investasi teknologi itu jauh lebih penting daripada investasi infrastruktur fisik. Jadi kalau mau investasi dipikirkan baik-baik. UGM sebesar itu, ibarat hotel tingkat okupasinya cuma 25 persen. Saya mohon (teknologi di perguruan tinggi NU) jadi perhatian ke depan,” tutur Gus Yahya.

 

Sementara itu, Rektor Unugiri Bojonegoro M Jauharul Ma’arif melaporkan kepada Gus Yahya terkait data peningkatan mahasiswa. Ia menyebutkan, pada 2019 jumlah mahasiswa Unugiri sebanyak 4.300 sedangkan pada 2022 bertambah menjadi 5.351 mahasiswa.

 

“Alhamdulillah Unugiri saat ini menjadi perguruan tinggi terbesar di Bojonegoro, dari sisi jumlah fakultas, program studi, dan mahasiswa,” ungkap Jauharul.

 

Universitas yang didirikan pada 2014 dan beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 10, Jambean, Sukorejo, Bojonegoro ini memiliki lima fakultas dengan 16 program studi dan pascasarjana dengan dua program studi.

 

Di antaranya Fakultas Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Ibtidaiyah, Pendidikan Islam Anak Usia Dini), Fakultas Syariah dan Adab (Hukum Ekonomi Syariah, Hukum Keluarga Islam, Bahasa dan Sastra Arab), Fakultas Sains dan Teknologi (Teknik Informatika, Sistem Informasi, Sistem Komputer, Teknik Mesin, Statistika dan Sains Data), Fakultas Keguruan dan dan Ilmu Pendidikan (Pendidikan Matematika; Pendidikan Bahasa Inggris; Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi; Bimbingan Konseling), serta Fakultas Ilmu Kesehatan (Farmasi). Lalu dua program studi di Program Pascasarjana Unugiri Bojonegoro adalah Pendidikan Agama Islam dan Hukum Ekonomi Syariah.

 

“Insyaallah sekarang kami sedang mengajukan ada satu calon profesor. Jika nanti sudah turun kepangkatannya, kami berencana untuk mendirikan program studi S3 Pendidikan Agama Islam,” tutur Jauharul.

 

Di samping itu, atas dorongan dari PBNU dan LPTNU, Unugiri Bojonegoro kelak akan mendirikan Fakultas Kedokteran. Jauharul mengaku telah menjalin komunikasi dengan Universitas Brawijaya untuk menjadi perguruan tinggi asuh bagi Unugiri Bojonegoro.

 

“Alhamdulillah respons dari Universitas Brawijaya bersedia menjadi perguruan tinggi asuh untuk pendirian Fakultas Kedokteran di Unugiri. Terkait SDM, kami telah mengundang potensi-potensi dokter di Bojonegoro agar Unugiri bisa mendirikan Fakultas Kedokteran,” tuturnya.

 

Sebagai informasi, acara tersebut dihadiri oleh jajaran rektorat Unugiri Bojonegoro serta jajaran PCNU dan para pimpinan MWCNU, serta lembaga dan badan otonom NU se-Kabupaten Bojonegoro.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi