Nasional

Efek Buruk Begadang Sebabkan Kinerja Otak Menurun Hingga Demensia

Rab, 24 Agustus 2022 | 19:30 WIB

Efek Buruk Begadang Sebabkan Kinerja Otak Menurun Hingga Demensia

Ilustrasi begadang.

Jakarta, NU Online
Begadang mengerjakan deadline atau susah tidur karena insomia, tidak hanya membuat kantuk semata. Ternyata, efek buruk begadang bisa menyebabkan kewaspadaan dan konsentrasi otak menurun.


Dokter dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Citra Fitri Agustina mengatakan bahwa otak disebut sebagai salah satu bagian tubuh yang paling parah terdampak bahaya begadang.


“Begadang membuat kita sulit berkonsentrasi, dan sulit menerima informasi. Penurunan kinerja otak, jadi salah satu efek buruk begadang,” kata dr Civi, sapaan akrabnya, kepada NU Online, Rabu (24/8/2022).


Kebiasaan begadang, lanjut dia, juga berdampak pada kemampuan mengingat. Daya ingat yang lemah akan mempersulit untuk menyimpan informasi baru yang telah dipelajari ke dalam ingatan.


“Orang-orang yang terbiasa begadang cenderung pelupa, karena tubuh mengalami kelelahan sehingga suplai oksigen ke otak berkurang,” terang dr Civi.


Dalam dunia medis, kata dia, kondisi gangguan berpikir akibat otak yang kelelahan ini sering disebut sebagai brain fog atau telmi (telat mikir). Otak pada pengidap kondisi ini akan kesulitan mengambil keputusan penting.


“Meski terkesan sepele, brain fog ini tidak boleh disepelekan karena, bisa jadi merupakan gejala awal dari penyakit demensia,” ujar dr Civi.


Melansir dari New York Times, studi menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur di masa mudanya, kelak akan memiliki demensia (penurunan fungsi otak) saat usianya sudah mencapai 50 hingga 60 tahun.


Penelitian yang terbit di Jurnal Nature Communications tersebut meneliti 8000 orang di Inggris selama 25 tahun dimulai ketika usia mereka 50 tahun.


Hasilnya, orang yang tidur malam selama enam jam atau kurang berisiko lebih tinggi mengalami demensia daripada orang yang tidur malam teratur selama tujuh jam.


Demensia adalah kondisi ketika seseorang penderitanya mengalami penurunan fungsi otak. Demensia dapat menyebabkan penderitanya kehilangan kemampuan berpikir, mengendalikan emosi, pikun, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.


Laman Alzheimer’s Indonesia melaporkan bahwa saat ini, ada sekitar 50 juta orang dengan demensia yang jumlahnya ditaksir bisa melambung tiga kali lipat pada 2050.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori