Nasional

Gus Aab: Dakwah Bukan Hanya Ceramah di Mimbar

Kam, 9 Juni 2022 | 22:30 WIB

Gus Aab: Dakwah Bukan Hanya Ceramah di Mimbar

Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab), kiri, saat tampil di TVNU. (Foto: Tangkapan layar YouTube TVNU)

Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) menjelaskan tentang pengertian dakwah. Menurut dia, dakwah bukan hanya aktivitas ceramah di atas mimbar.


“Jangan diasumsikan dakwah itu hanya aktivitas mimbariyah. Jadi, ada seseorang yang berceramah di atas mimbar, kemudian menyampaikan pesan-pesan agama. Iya, ini bagian penting dari dakwah. Ini juga tidak bisa ditinggalkan. Tetapi dakwah bukan hanya itu,” tegas Gus Aab dalam program Jagad Dakwah NU Episode 1, disiarkan langsung melalui TVNU, Kamis (9/6/2022).


Gus Aab menjelaskan, keseluruhan aktivitas dakwah itu ditujukan untuk menjaga agama dan memelihara kemaslahatan umat. Para dai diharapkan mampu memperbaiki kehidupan umat, serta mengarahkan umat untuk proses imaratul ardhi atau memakmurkan bumi sesuai ketentuan-ketentuan Allah. 


“Dakwah adalah kegiatan mengajak orang lain untuk mengimani, meyakini ajaran Islam, khususnya Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah, aqidatan wa syari’atan wa akhlaqan yang terlebih dulu telah diyakini, diimani, dan diamalkan oleh yang mengajak itu sendiri,” jelas Pengasuh Pesantren Darul Arifin, Jember, Jawa Timur itu.


Lebih lanjut, Gus Aab mengutip Surat Al-Imran ayat 104. Ini menjadi penjelasan bahwa kegiatan-kegiatan dakwah berupa al-amru bil ma’ruf wa nahyu anil munkar atau mengajak pada kebaikan dan mencegah perilaku buruk. Hal ini hukumnya fardhu kifayah dan mendapatkan tempat yang tinggi bagi orang yang melakukan aktivitas dakwah.


“Dakwah juga bisa dilakukan dengan seluruh aktivitas untuk mengajak umat kepada kebaikan dan kemaslahatan. Mengajak untuk berbuat adil atau bil qisthi wal ‘adli dalam keseluruhan kehidupannya,” ungkap kiai kelahiran Jember, 3 Februari 1976 itu. 


Selain itu, dakwah harus dilakukan untuk mengajak umat melakukan kegiatan islah wa ihsan. Di antaranya memperbaiki kehidupan orang lain atau tatanan kehidupan masyarakat. Kemudian kegiatan ihsan yang berarti mengajak untuk berbuat baik dan menebarkan kebaikan di mana pun berada. 


“Kemudian dakwah bisa dilakukan dengan mengajak dan membawa umat pada kemaslahatan dan kesejahteraan hidup. Dakwah juga bisa dilakukan dengan serangkaian kegiatan yang muaranya adalah menjadikan umat mampu menjaga keseimbangan antara dimensi duniawi dan ukhrawi, antara hablun minallah dan hablun minnas,” ungkapnya. 


Gus Aab menekankan, kegiatan dakwah perlu memiliki rancangan strategi serta memiliki tujuan akhir yang hendak dicapai. Di samping itu, dalam berdakwah perlu diperhatikan berbagai langkah yang harus dilakukan dengan penuh kesabaran, kelembutan, dan keteguhan hati. 


“Langkah-langkah dalam dakwah harus diatur sedemikian rupa dengan perencanaan yang baik. Karena sesuatu yang awalnya baik, perencanaanya baik, dan dilakukan dengan baik maka insyaallah akan mendapat target dan hasil yang baik. Artinya ada manajemen dakwah dan prinsip-prinsip yang harus dijaga dalam dakwah,” jelasnya.


Prinsip dakwah 
Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember ini kemudian menjelaskan dua prinsip yang harus diperhatikan dalam berdakwah. Pertama, dai harus memahami ketentuan dan pandangan dasar tentang dakwah. 


“Prinsipnya semua umat manusia punya tanggung jawab dakwah. Jadi, dakwah itu tidak hanya dilakukan para kiai, ulama, tetapi semua manusia punya tanggung jawab dakwah. Artinya masing-masing kita memiliki tanggung jawab untuk mengajak orang lain ke jalan Allah,” ungkap Gus Aab. 


Namun, prinsip pertama yang dijelaskan bahwa semua orang memiliki tanggung jawab berdakwah itu tidak bisa dilepaskan dari prinsip yang kedua. “Yaitu masing-masing mengajak kepada Allah sesuai dengan kemampuan dan kadar yang dimiliki,” pungkasnya. 


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori