Nasional

Ini Alasan di Balik Rashdul Qiblat Terjadi 2 Kali dalam Setahun

Ahad, 16 Juli 2023 | 10:00 WIB

Ini Alasan di Balik Rashdul Qiblat Terjadi 2 Kali dalam Setahun

Ilustrasi rashdul qiblat. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Matahari tepat melintasi Ka'bah pada hari ini, Sabtu (16/7/2023). Pelintasan Matahari ke Ka’bah di hari ini merupakan kali keduanya setelah pada akhir Mei 2023 lalu. Peristiwa demikian ini dikenal sebagai Istiwa A'dham atau Rashdul Qiblat.


Menjadi pertanyaan, kenapa Rashdul Qiblat terjadi dua kali dalam setahun?


Menjawab pertanyaan itu, Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) KH Sirril Wafa menjelaskan bahwa Rashdul Qiblat terjadi setahun dua kali karena matahari tampak dari bumi mengalami pergeseran ke utara dan selatan.


"Ini adalah momen matahari tepat di atas Meridian Ka'bah saat istiwa' di Makkah. Fenomena ini terjadi karena dalam peredaran tahunannya, matahari dilihat dari bumi tampak mengalami pergeseran ke utara dan ke selatan dari khatulistiwa," katanya sebagaimana dikutip dari artikel NU Online: Rashdul Qiblat Terjadi 2 Kali dalam Setahun, Berikut Penjelasannya.


Pergeseran ketampakan matahari ke utara Khatulistiwa, terangnya, maksimal sekitar 23,5 derajat LU. Demikian pula maksimal 23,5 LS ke sebelah selatan Khatulistiwa, pergeseran matahari tampak dari bumi. Sementara posisi Ka'bah sendiri berada pada 21,45 derajat LU. Karenanya, dalam lintasan Matahari, Ka’bah terlewati dua kali dalam setahun.


"Maka Matahari dalam perjalanan ke arah utara, tentu akan melewati titik 21,45 atau yang mendekati angka itu di mana posisi lintang Ka'bah berada," jelas ahli falak yang akrab disapa Kiai Sirril itu.


Lebih lanjut, Kiai Sirril menerangkan bahwa peristiwa Rashdul Qiblat yang terjadi pada 16 Juli 2023 ini karena Matahari bergerak ke arah selatan dan mencapai titik yang sama dengan lintang Ka'bah, yakni 21,45 derajat LU. Peristiwa ini tepatnya terjadi pada pukul 12.27 waktu Makkah atau 16.27 WIB dan 17.27 WITA.


Sementara itu, pergeseran ketampakan matahari dari bumi yang pertama dalam perjalanannya ke utara terjadi pada tanggal 27 dan 28 Mei. Hal ini terjadi pada pukul 12.18 waktu Makkah atau 16.18 WIB dan 17.18 WITA.


"Lalu lanjut ke utara hingga mencapai titik maksimal pada 23,5 derajat," ujar dosen Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.