Nasional

Konferensi Agama dan Perubahan Iklim, Bahas Peran Agama dalam Pelestarian Lingkungan

Rab, 4 Oktober 2023 | 14:00 WIB

Konferensi Agama dan Perubahan Iklim, Bahas Peran Agama dalam Pelestarian Lingkungan

Majelis Hukama Muslimin (MHM) menggelar Konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara di Hotel Ritz Carlton, Jakarta pada Rabu (4/10/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Majelis Hukama Muslimin (MHM), sebuah badan independen lintas negara yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) menggelar Konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara di Hotel Ritz Carlton, Jakarta pada Rabu (4/10/2023).


Acara tersebut mengundang para tokoh lintas agama dari negara-negara Asia Tenggara untuk bersinergi dalam menjaga keberlangsungan lingkungan. 


Anggota Majelis Hukama Muslimin, Muhammad Quraish Shihab mengatakan, pentingnya ilmu pengetahuan sejalan dengan ajaran agama. Hal ini diyakini dapat mendorong keberlangsungan lingkungan tetap terjaga dan mampu memudahkan aktivitas manusia.


“Memang dewasa ini tidak jarang terasa bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tetapi melahirkan kemudahan dan kenyamanan bagi umat manusia, kendati demikian namun dalam saat yang sama, tidak jarang mengakibatkan bencana bagi manusia dan lingkungannya," ucap dia dalam sambutannya.


Hadir dalam acara tersebut, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla dalam sambutannya menyoroti kondisi global saat ini yang tengah di ambang krisis lingkungan.


“Biasanya banjir hanya di negara tropis, sekarang di Amerika dan Eropa juga banjir di mana-mana. Biasanya kebakaran hutan hanya terjadi di negara-negara khatulistiwa seperti Indonesia, Amazon, dan sebagainya, sekarang Eropa dan Kanada juga kebakaran hutan," terangnya.


Sementara itu, Anggota Komite Majelis Hukama Muslimin TGB M. Zainul Majdi mengatakan Konferensi Agama dan Perubahan Iklim yang diikuti sedikitnya 150 perwakilan berbagai agama dari sejumlah negara di Asia Tenggara itu sebagai upaya untuk membangun kesadaran bersama menghadapi krisis lingkungan.


TGB meyakini bahwa dampak yang disebabkan oleh perubahan iklim tidak akan mungkin dapat ditangani oleh satu atau sebagian pihak saja, tetapi membutuhkan sinergi dalam mengatasi krisis iklim.


"Membangun kesadaran bersama, kerja bersama antara seluruh pihak termasuk para tokoh lintas agama untuk bersama-sama menghadapi tantangan ini," kata dia.


Ia mengatakan, nantinya hasil dari konferensi ini bakal menjadi rekomendasi yang dapat diadopsi oleh para pemangku kebijakan guna membangun regulasi untuk menekan kerusakan lingkungan.


Dalam pembukaan tersebut turut hadir Sekjen MHM Konselor Mohamed Abdelsalam, Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki, dan sejumlah perwakilan duta besar negara sahabat.