Kesehatan

Mari Mengenal Penyakit Pengapuran Sendi Lutut

Rab, 20 November 2019 | 10:00 WIB

Mari Mengenal Penyakit Pengapuran Sendi Lutut

Dokter Inggra Vivayuna,Sp.OT memeriksa kaki (sendi) pasien. (Foto: NU Online/Moh Kholidun)

Sidoarjo, NU Online           
Dokter Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur, Inggra Vivayuna mengatakan, pengapuran sendi adalah kondisi dimana lapisan tulang rawan sendi mengalami kerusakan, tulang rawan berfungsi sebagai bantalan di antara tulang yang memungkinkan pergerakan sendi menjadi halus. Terkikisnya lapisan tulang rawan menyebabkan tulang saling bergesekan pada saat sendi digerakkan.
 
“Pengapuran sendi, atau dalam istilah medis sebagai Osteoarthritis, merupakan penyakit penyebab nyeri sendi tersering yang diderita masyarakat,” katanya, kepada NU Online, Rabu (20/11). 
 
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (bahasa Inggris: World Health Organization/WHO)  pada tahun 2015, diperkirakan prevalensi penderita pengapuran sendi mencapai 18 persen pada perempuan berusia di atas 60 tahun di seluruh dunia.
 
“Dengan lutut sebagai lokasi tersering dan jenis kelamin perempuan yang lebih banyak menderita dibandingkan pria,” kata Inggra, sapaan akrabnya.
 
Menurut Inggra, kerusakan tulang rawan sendi akan menyebabkan gejala berupa keluhan nyeri yang akan meningkat pada saat beraktivitas seperti berjalan dan membaik dengan beristirahat.
 
Keluhan lain dapat berupa bengkak pada sendi, kekakuan sendi yang dirasakan terutama pada pagi hari atau setelah duduk dalam jangka waktu lama, dan penurunan kemampuan sendi dalam bergerak yang membuat kesulitan dalam beraktivitas.
 
“Penyebab tersering pengapuran sendi adalah proses degeneratif, dimana seiring usia bertambah maka hampir semua orang akan mengalami pengapuran dengan derajat tertentu. Namun beberapa kondisi dapat mempercepat proses kerusakan sendi seperti berat badan berlebih, faktor keturunan, jenis kelamin, pekerjaan dan riwayat penyakit atau cidera pada sendi,” jelasnya.
 
Tujuan dari pengobatan pengapuran sendi adalah untuk meredakan nyeri, mengembalikan mobilitas dan mencegah progresivitas kerusakan sendi. 
 
“Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menurunkan berat badan bagi penderita obesitas, menghindari aktivitas yang membebani sendi seperti naik turun tangga, latihan atau fisioterapi lutut untuk menguatkan otot-otot di sekitar lutut,” urainya. Sehingga membuat lutut menjadi lebih stabil, dan obat-obatan anti-nyeri yang biasa diberikan oleh dokter, lanjutnya.
 
Pada kondisi tertentu, dokter dapat memberikan terapi suntikan ke dalam sendi berupa obat anti-radang dan juga menambahkan asam hyaluronat ke dalam sendi dengan tujuan untuk melubrikasi dan memproteksi lapisan sendi. 
 
“Bila semua terapi tidak berhasil, maka pembedahan merupakan pilihan terakhir untuk meredakan nyeri, pembedahan dilakukan dengan cara mengganti lapisan sendi yang rusak dengan material buatan dengan tujuan sendi dapat bergerak dengan halus dan bebas nyeri,” jelas dia.
 
Namun perlu diingat bahwa rusaknya lapisan tulang rawan sendi sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Terapi-terapi di atas bertujuan terbatas untuk mengurangi keluhan nyeri. 
 
“Pencegahan dan gaya hidup sehat penting untuk tetap dilakukan, apabila didapatkan keluhan seperti di atas jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter, sehingga tercapai kualitas hidup yang baik dan bebas nyeri. Salam sehat,” tutupnya. 
 
Kontributor: Moh Kholidun
Editor: Ibnu Nawawi