Nasional

Membangun Karakter Anak dengan Ilmu Parenting menurut Ning Imaz

Sab, 17 September 2022 | 13:00 WIB

Membangun Karakter Anak dengan Ilmu Parenting menurut Ning Imaz

Ilustrasi: Bicara tentang pembangunan karakter tentu saja dimulai sejak awal pendidikan.

Bantul, NU Online
Dalam gelaran Talkshow Inspiratif di Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Nurussalam Krapyak pada Jumat (16/9/2022), Ning Imaz Fatimatuz Zahra (Ning Imaz) memaparkan mengenai pentingnya membangun karakter anak dengan ilmu parenting. Menurut Ning Imaz membangun karakter anak dapat dilakukan dalam beberapa tahapan.


Pertama, menanamkan kalimat tauhid sejak anak terlahir di dunia ini. "Pembangunan karakter manusia itu awal mulanya memang ketika dia baru terlahir. Kita tahu bahwa seharusnya ini yang pertama ditanamkan adalah kalimat tauhid," terangnya. 


Jika mengatakan tentang pembangunan karakter, tentu saja dimulai sejak awal pendidikan yaitu harus diberikan saat seseorang ini baru terlahir ke dunia. Dalam hal ini Ning Imaz memberikan contoh anjuran setelah lahir seorang anak itu diazani supaya kalimat tauhid ini mewarnai hatinya pertama kali.


Kedua, mengajari anak cara beretika sesuai prinsip-prinsip kemanusiaan di usia-usia emas (golden age). "Dari usia-usia golden age bahasanya atau usia-usia emas anak, ini diajari untuk cara beretika yang baik dan benar yang sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan," jelasnya. 


Sikap tersebut menurutnya, memang hal-hal yang seharusnya dan selayaknya ada pada diri seorang manusia. Selain itu seseorang juga diajarkan sifat dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai budaya setempat.


Ketiga, mengajari akhlak Islam dalam bingkai nilai kemanusiaan. "Mengajari akhlak Islam, lagi-lagi bersinergi dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti jujur, adil, sabar, kuat, bisa menempatkan malu, mampu menghormati dan menghargai orang lain," terang Pengasuh Pesantren Putri Al-Ihsan Lirboyo, Kediri Jawa Timur ini. 


Ia menegaskan, hal ini sangat penting sekali ditanamkan, meski anak belum mengerti esensi dari itu semua di usia-usia golden age, ketika pembentukan karakter penanaman prinsip itu dimulai pada saat ia belum memahaminya.


Keempat, menjaga lingkungan sekitar anak sehingga tetap positif. "Mungkin orang tua tidak bisa memberikan batasan-batasan, anak ini harus berteman dengan siapa. Tetapi orang tua bisa memberikan lingkungan yang sekiranya bisa memberikan kontribusi positif bagi anak," tutur Ning Imaz. 


Berdasarkan hal ini, lingkungan pesantren, lanjut Ning Imaz adalah lingkungan yang paling baik dan lengkap utamanya untuk pendidikan karakter. "Meski tidak hanya karakter saja yang di didik, ada tarbiyah, ta’lim, dan juga ta’dib," sambungnya.    


Kelima, memupuk rasa cinta terhadap agama dan bangsanya. "Pada tahapan ini bagaimana seseorang dapat memberikan edukasi yang baik mengenai negara, mengenai agama kita sendiri," ujarnya.


Acara yang mengusung tema Membangun Karakter dan Menumbuhkan Orientasi Santri di Era Smart Society 5.0 ini, merupakan rangkaian haul ke-55 Ny Hj Salimah Munawwir, haul ke-55 KH Dalhar Munawwir, dan haul ke-44 Ny Hj Makmunah.


Kontributor: Muhammad 'Ainun Na'iim 
Editor: Kendi Setiawan