Nasional

Mengapa Gempa Cianjur Sangat Merusak? LPBINU Jelaskan 4 Faktor Utama

Kam, 24 November 2022 | 18:30 WIB

Mengapa Gempa Cianjur Sangat Merusak? LPBINU Jelaskan 4 Faktor Utama

Sebuah mobil merah terperangkap reruntuhan pada gempa bumi di Cianjur, Jabar, Rabu (23/11/2022). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) lalu menimbulkan kerusakan pada puluhan ribu pemukiman warga serta menelan ratusan korban jiwa.


Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia pada hari ini, Kamis (24/11/2022), bertambah satu orang menjadi 272 orang. Sementara itu, jumlah korban luka-luka mencapai 2.046 orang dan jumlah pengungsi sebanyak 62.545 orang.


Pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU), M Ali Yusuf, menjelaskan bahwa sedikitnya terdapat empat faktor utama penyebab gempa di Kabupaten Cianjur yang berdampak besar pada kerusakan infrastruktur dan korban jiwa.


“Pertama, gempa berada di darat dan dangkal yaitu kurang dari 60 km, sementara gempa Cianjur 10 km, karena semakin dangkal, gempa akan semakin menyebabkan daya rusak yang besar atau tinggi. Apalagi diikuti oleh ratusan gempa susulan,” jelas Ali kepada NU Online, Kamis (24/11/2022).


Kedua, ketua Umum Humanitarian Forum Indonesia itu menyebut bahwa faktor penyebab selanjutnya adalah kualitas bangunan. Ia menilai, struktur bangunan setempat tidak cukup menahan gempa. Sementara, bangunan-bangunan tersebut berada pada titik episentrum gempa.


“Bangunan tahan gempa bukan berarti bangunan yang berbentuk tembok atau berbahan tertentu dan harus bagus atau mewah, tetapi bangunan yang dirancang dan diperhitungkan secara analisis, baik kombinasi beban, penggunaan material, dan penempatan massa strukturnya,” jabar Ali.


Ketiga, lokasi bangunan berada di tanah lunak dan perbukitan. Menurut Ali, kawasan Cianjur pada umumnya berupa dataran hingga perbukitan yang bergelombang dan bahkan terjal yang terletak pada bagian tenggara gunung api Gede.


“Selain itu, menurut Kementerian ESDM endapan kuarter yang menyusun wilayah ini pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi,” ujarnya.


Terakhir, Ali menyebut bahwa faktor penyebab adalh waktu kejadian. Kejadian gempa terjadi yang terjadi pada waktu istirahat atau beraktivitas di dalam menyebabkan banyak warga tak sempat menyelamatkan diri.


“Sehingga banyak orang tertimpa bahkan tertimbun bangunan akibat gempa,” pungkas Wakil Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia atau LPLH & SDA MUI tersebut.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori