Meskipun Sibuk Sempatkan Cukup Istirahat, Ini Takarannya
Ahad, 4 September 2022 | 19:00 WIB
A. Syamsul Arifin
Penulis
Jakarta, NU Online
Manusia tentu memiliki beragam aktivitas yang kadang cukup menguras tenaga, waktu, dan pikiran, tarutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Belum lagi, misalnya ada banyak tanggungan atau beban lain yang juga harus diperhatikan. Hal itu tidak saja menguras isi dompet, tetapi juga harus berjibaku dengan waktu.
Kendati demikian, sesibuk apa pun, seseorang tidak boleh mengenyampingkan istirahat atau tidur. Karena tubuh sejatinya tidak bisa diforsir, lantaran memiliki batas-batas kemampuan tersendiri. Tubuh menusia membutuhkan istirahat yang cukup.
Adapun manfaat dari istirahat di antaranya bisa meningkatkan daya ingat, memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjaga berat badan tetap ideal, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan konsentrasi juga produktivitas, dan seterusnya.
Lalu, berapa lama takaran istirahat yang ideal? Dalam artikel Memenuhi Waktu Tidur yang Ideal Demi Kesehatan diakses Ahad (4/9/2022), kebutuhan istirahat atau tidur masing-masing orang tidak sama disesuaikan dengan usianya. Setiap usia, mulai dari bayi atau balita, remaja, dewasa, orang tua, hingga lanjut usia memiliki takaran tersendiri.
Diurut dari seseorang yang sudah lanjut usia (lansia), 65 tahun ke atas, waktu istirahat yang ideal adalah 7–8 jam per hari. Sedangkan usia dewasa, 26–64 tahun membutuhkan waktu istirahat 7–9 jam per hari. Kemudian, kalau usia 18–25 tahun yang biasa disebut usia dewasa muda, maka waktu istirahat yang dibutuhkan adalah 7–9 jam per hari.
Selanjutnya, pada usia remaja, 14–17 tahun membutuhkan istirahat 8–10 jam per hari. Di usia anak sekolah, 6–13 tahun memerlukan istirahat 9–11 jam per hari. Adapun anak di usia 3–5 tahun idealnya 10–13 jam per hari.
Sementara pada usia bayi, 1–2 tahun memerlukan istirahat 11–14 jam per hari. Di usia 4–11 bulan harus bisa istirahat sebanyak 12–15 jam per hari dan bayi usia 0–3 bulan membutuhkan 14–17 jam per hari.
Meski begitu, banyak ditemui bahwa tak semua orang bisa menerapkan pola tidur yang ideal tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi. Di antaranya adalah pola hidup yang buruk. Seseorang yang tidak bisa menjaga pola hidup sehat, sulit mengatur waktu tidurnya.
Sementara itu, dalam tulisan Pentingnya Menerapkan Pola Hidup sehat untuk Keluarga disebutkan pola hidup sehat adalah hidup yang bebas dari masalah kesehatan rohani dan jasmani. Hidup sehat bisa dimaknai sebagai seseorang yang sehat secara fisik dan psikis tanpa mengalami masalah kesehatan sedikit pun.
Pola hidup sehat identik dengan dua hal, pertama mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, kedua, olahraga teratur yang secara langsung dapat membantu peningkatan energi. Olahraga akan membantu melepaskan endorfin. Endorfin, selain dapat membuat perasaan lebih baik, juga dapat membantu meningkatkan energi.
Faktor lain yang menyebabkan tidak bisa menerapkan kebutuhan istirahat ideal yaitu stres dan cemas yang berlebihan. Stres bisa disebabkan oleh pekerjaan, keluarga, pertemanan, dan lain sebagainya. Seseorang yang stres tentu tidak bisa berkualitas tidurnya, ia akan terus menerus memikirkan masalah-masalah yang dihadapi, sehingga otot tubuh pun secara tidak disadari bisa ikut menegang dan sulit rileks.
Lebih dari itu, bukan saja berpengaruh pada kualitas tidur, stres juga berdampak pada kesehatan fisik. Rambut misalnya, akan mengalami penipisan hingga kebotakan. Kemudian mulut akan terkena sariawan dan bibir kering.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Ini Makna dan Filosofi Logo Hari Santri 2024
2
Khutbah Jumat: Menghadapi Ujian Hidup dengan Ketakwaan
3
Khutbah Jumat: Menghindari Buruk Sangka kepada Tuhan dan Sesama
4
Ikuti Lomba Hari Santri 2024, Berikut Link Pendaftarannya
5
Kirim 20 Santri ke Amerika Serikat, Dirjen Pendis Dorong Pesantren Kejar Kemajuan
6
Imam Masjid Nabawi Madinah Puji Perkembangan Ilmu Keislaman di Pesantren NU
Terkini
Lihat Semua