Pustaka

Pemuda Nahdoh: Sejarah Awal GP Ansor Jawa Barat dari Koran dan Majalah Tahun 1930-an

Jum, 18 Agustus 2023 | 20:00 WIB

Pemuda Nahdoh: Sejarah Awal GP Ansor Jawa Barat dari Koran dan Majalah Tahun 1930-an

Sampul buku Pemuda Nahdoh: Sejarah Awal GP Ansor Jawa Barat 1934-1941. (Foto: istimewa)

Selama ini, sebagaimana diakui pengurus Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Barat, sejarah informasi yang menggambarkan organisasinya di masa perintisan, pertumbuhan yang terjadi masa kolonial Hindia Belanda, sangat susah didapatkan. 


GP Ansor pada masa itu hanya diyakini ada, tumbuh, berkembang, tapi tanpa diketahui bagaimana aktivitas, pertumbuhan dan perkembangannya bagamana, serta siapa tokoh-tokohnya. Singkat kata, GP Ansor masa itu selama ini dianggap gelap atau tak pernah ada buktinya, baik secara lisan apalagi tulisan. 


Namun, kini sisi gelap itu sirna sudah, diterangi sebuah buku yang terbit pada Agustus 2023 berjudul Pemuda Nahdoh: Sejarah Awal GP Ansor Jawa Barat 1934-1941, sebuah buku yang ditulis wartawan NU Online yang berasal dari Jawa Barat.  


Sebagai seorang wartawan, penulis buku ini bersandarkan dari data-data jurnalistik yang berserakan dari masanya yaitu Swara Nahdlatoel Oelama, Berita Nahdlatoel Oelama, Al-Mawaidz, serta Pemandangan dan Sipatahoenan yang diakses secara daring dari OPAC Perpusnas (Perpustakaan Nasional). 


Sementara penunjang lainnya diserap dari buku Gerak Langkah Pemuda Ansor: Sebuah Percikan Sejarah Kelahiran karya Choirul Anam dan Yang Muda Yang Berkiprah: Gerakan Pemuda Ansor dan Politik Indonesia Masa Demokrasi Liberal hingga Masa Reformasi (1950 – 2010) karya Erwien Kusumah. 


Data-data yang berserakan itu kemudian diklasifikasi, ditambalsulamkan satu dengan yang lainnya, dinarasikan ulang, sehingga membentuk suatu cerita yang menggambarkan proses perintisan, aktivitas, pertumbuhan, perkembangan, persinggungan dengan organisasi lain, dan diakhiri dengan profil tokoh. 


Dengan cara seperti itu, maka cabang-cabang GP Ansor di Jawa Barat bisa mengetahui sejarah masa lalunya. Sebagai misal, untuk merekonstruksi Ansor Cirebon, buku itu menggunakan data tertua yang ditemukaan dari Berita Nahdlatoel Oelama. Berita tersebut menyebutkan sebuah kegiatan yang dihadiri ranting Ansor. Artinya, jika sudah ada ranting, tentu cabang Ansor-nya sudah berdiri. (halaman107-109)


Data kedua, didukung berita lain dari Al-Mawaidz pada kegiatan berbeda di tahun yang sama. Data ketiga, bersandarkan para profil Mohammad Amin Iskandar yang menyebut dirinya aktif di ranting Ansor Babakan pada tahun itu juga. Dengan demikian, paling lambat, tahun 1936 Ansor Cirebon berdiri. Disebut paling lambat, untuk membuka kemungkinan ditemukannya data lebih tua dari tahun itu. 


Hal serupa digambarkan dalam buku itu tentang Ansor di Indramayu, Tasikmalaya, Bandung, Purwakarta, Subang, Karawang, Sumedang, dan Ciamis. 


Hal yang menarik adalah persinggungan GP Ansor secara organisasi atau tokohnya secara pribadi pada masa itu dengan tokoh atau perkumpulan lain. Sebagai contoh, beberapa anggota Ansor Ciamis ditangkap pemerintah Hindia Belanda gara-gara berlatih ilmu kekebalan.  


Pada bagian tersebut, penulis mengutip empat koran yang berbeda yaitu Sipatahoenan berbahasa Sunda, Pemandangan bahasa Melayu, Penyebar Semangat bahasa Jawa, dan Antara


“Meski Penjebar Semangat memuat berita itu hanya dengan beberapa baris kalimat, tapi cukup berarti karena dalam istilah hari ini akan menambah viralnya kasus tersebut. Semakin viral, akan semakin mendapat perhatian banyak orang. Apalagi 4 media tersebut, yaitu Sipatahoenen, Pemandangan, Antara, dan Penjebar Semangat, menarasikan penangkapan itu tidak diproses secara hukum. Narasi semacam itu sedikit banyak menunjukkan keberpihakan terhadap Ansor dan NU,”. (hal.206) 


Penulis melengkapi bukunya dengan menyertakan repro berita dari koran-koran dan majalah yang dikutipnya sehingga pembaca bisa membacanya juga. Beberapa tokoh yang ditemukan fotonya juga dimuat pada profilnya.


Sampai saat ini, buku Pemuda Nahdoh ini merupakan satu-satunya yang mengungkap sejarah Ansor Jawa Barat. Namun, sayang penulis hanya membatasi kajiannya selama  7 tahun yaitu 1934-1941, masa di akhir kolonial Belanda. 


Oleh karena itu, kita berharap penulis melanjutkan kajiannya selepas Indonesia merdeka, masa Orde Lama dan Orde Baru hingga terkini. 


Peresensi Imam Hidayat, kader GP Ansor Kabupaten Bandung, tinggal di Cileunyi 


Identitas buku 

Judul buku    : Pemuda Nahdoh: Sejarah Awal GP Ansor Jawa Barat 1934-1941
Penulis    : Abdullah Alawi 
QURCBN    : 62-795-5098-340
Penerbit    : GP Ansor Jawa Barat bekerja sama dengan Graficha Media, Bandung
Tahun terbit    : Agustus, 2023