Daerah

Dayah MUDI Samalanga Buka Pendaftaran Santri Baru Lebih Awal 

Sel, 3 Maret 2020 | 12:30 WIB

Dayah MUDI Samalanga Buka Pendaftaran Santri Baru Lebih Awal 

Lokasi Lembaga Pendidikan Islam Ma’hadal Ulum Diniyyah Islamiyyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga, Bireuen, Aceh. (Foto: NU Online/Helmi)

Bireuen, NU Online
Salah satu dayah (pesantren) terbesar di Aceh saat ini adalah MUDI Mesra yakni Lembaga Pendidikan Islam Ma’hadal Ulum Diniyyah Islamiyyah Mesjid Raya yang lebih dikenal dengan sebutan LPI atau Dayah MUDI Mesra.
 
Dan tahun ini, Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Bireuen, Aceh kembali membuka pendaftaran santri baru baik putra maupun putri. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana pendaftran di mulai 15 Syawal namun pada tahun ini dipercepat mulai 20 Rajab hingga 20 Sya’ban 1441 H atau bertepatan dengan 15 Maret sampai dengan 14 April 2020.
 
“Tes dilakukan saat pendaftaran (20 Rajab sampai 20 Sya’ban), pengumunmn kelulusan pada 25 Sya’ban, dan bagi santri yang dinyatakan lulus bisa mendaftarkan ulang mulai 10 sampai 15 Syawal 1441 Hijriah,” kata Tgk Mufazzal salah seorang panitia pendaftaran santri baru, Selasa (3/3).
 
Ia menambahkan mata pelajaran yang akan dites secara berturut-turut mulai dari Al-Qur`an dan tajwid, fiqih (matan taqrib), nahwu (‘Awamil), dan sharaf (matan Bina wal Asas dan Dhammon). Lebih lengkapnya tentang ketentuan pendaftaran bisa mengunjungi website mudimesra.com

Adapun tempat pendaftaran untuk santri putra di kantor sekretariat LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga yakni lantai 1 No. 9 Mabna Al-Aziziyah. Sedangkan untuk putri di kantor sekretariat putri LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga di lantai 1 No. 2 Mabna Baitusy Syifa. 
 
Dia menjelaskan bahwa informasi lebih lanjut bisa menghubungi Tgk Mufazzal   di 0813 6271 3037, Tgk Muhammad  Ikbal 0823 6722 2479, Tgk Fakhrurrazi   0823 6071 5987 dan sekretariat putra  0822 7676 4141.
 
Sejarah Dayah
Menurut sejarah, Dayah MUDI Mesra telah didirikan seiring pembangunan Mesjid Raya yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Dayah ini berlokasi di Desa Mideun Jok, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Pimpinan pertama dayah ini bernama Faqeh Abdul Ghani. 
 
Sayangnya, khazanah ini tidak tercatat berapa lama ia memimpin dayah, dan siapa pula penggantinya. Barulah pada tahun 1927, dijumpai secara jelas catatan tentang kepemimpinan Dayah ini. Pada tahun tersebut, Dayah ini dipimpin Teungku H Syihabuddin bin Idris dengan santri berjumlah 100 orang putra dan 50 orang putri. Mereka diasuh lima tenaga pengajar lelaki dan dua guru perempuan. Menurut salah seorang pengajar dayah, sesuai dengan kondisi zaman pada masa itu, bangunan asrama hunian santri merupakan barak-barak darurat yang dibangun dari bambu dan rumbia.
 
Setelah Tgk H Syihabuddin wafat pada 1935, dayah dipimpin adik iparnya bernama Tgk H Hanafiah bin Abbas yang akrab disapa Tgk Abi. Meski kondisi fisik bangunan ini bertahan, jumlah santri meningkat menjadi 150 putra dan 50 putri.
 
Singkat cerita, MUDI selanjutnya  dipimpin Tgk Abdul Aziz bin M Shaleh, menantu Tgk H Hanafiah, menyusul wafatnya sang pengasuh pada 1964. Tgk Abdul Aziz yang akrab disapa Abon ini bergelar “al-Manthiqi” lantaran spesialisasi keilmuannya dalam bidang Mantiq atau Logika. Ia merupakan murid Abuya Muda Wali, pimpinan Dayah Bustanul Muhaqqiqin Darussalam Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan.
 
Semenjak kepemimpinan Abon, pesantren MUDI Mesra kian bertambah muridnya terutama dari Aceh dan Sumatera. Dari segi sarana dan prasarana pun mengalami perkembangan. Asrama santri yang semula layaknya barak darurat dibangun menjadi asrama semi permanen berlantai berlantai.
 
Tepat  tahun 1989 pasca-wafatnya Abon Aziz Al-Mantiqi kepemimpinan dayah ditetapkan melalui kesepakatan alumni dan masyarakat. Forum musyawarah mufakat lalu mempercayakan tongkat estafet kepemimpinan dayah kepada Teungku Haji Hasanoel Bashry bin Haji Gadeng (Abu MUDI), salah seorang menantu Abon yang juga santri senior yang dibanggakan. Di masa kepemimpinan Abu MUDI, dayah tersebut kian maju pesat. 
 
Era kepeminpinan Al-Mursyid Abu MUDI Jumlah santri terus berdatangan dari seluruh penjuru Aceh dan juga dari luar daerah bahkan dari negeri tetangga, Thailand dan Malaysia. Atas ide Abu MUDI, didirikanlah Yayasan Pendidikan Islam al-Aziziyah (YPIA): sebuah lembaga kemasyarakatan berbasis dayah salafiyah MUDI Mesra Samalanga. Wacana awal pendirian YPIA adalah bagaimana menyeragamkan lembaga pendidikan dayah yang merupakan cabang dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga. 
 
Hingga kini, MUDI Mesjid Raya mengelola beberapa unit kegiatan. Mulai TK al-Aziziyah, TPQ Muhazzabul Akhlaq al-Aziziyah, hingga Insitut Agama Islam (KAI) al-Aziziyah Samalanga. Bahkan Dayah MUDI Samalanga pendidikannya sudah muadalah tingkat tsaniwiyah (SMP) dan aliyah (setara SMA) bahkan pendidikan tingkat tinggi ma'had aly dengan mudir Tgk H Zahrul Fuadi Mubarak atau Abi MUDI-putra tertua Al-Mukarram Abu MUDI sebagai ma'had aly pertama di Aceh.
 
 
Kontributor: Helmi A Bakar
Editor: Ibnu Nawawi