Internasional

Indonesia Kecewa Berat atas Gagalnya Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Sel, 12 Desember 2023 | 10:00 WIB

Indonesia Kecewa Berat atas Gagalnya Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. (Foto: tangkapan layar kanal Youtube MoFA Indonesia)

Jakarta, NU Online

Indonesia mengungkapkan kekecewaan atas gagalnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyepakati resolusi gencatan senjata di Gaza, Palestina.


Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam pertemuan khusus Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss untuk membahas situasi Gaza. Dewan Eksekutif WHO adalah organ eksekutif WHO di bawah Majelis Kesehatan Dunia yang beranggotakan 34 negara.


ā€œIndonesia sangat kecewa Dewan Keamanan PBB kembali gagal mengesahkan resolusi mengenai humanitarian ceasefire yang akan dapat mengurangi penderitaan masyarakat Gaza. Upaya harus terus dilakukan guna memperbaiki situasi Gaza. Kita tidak boleh menyerah. Never give up,ā€ kata dia dalam pernyataan resmi yang diunggah di kanal Youtube Kemlu, Senin (11/12/2023).


Ia juga secara tegas menyampaikan tiga hal krusial, meliputi aspek kesehatan, perlindungan terhadap pekerja medis di Gaza, dan dukungan terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


Pertama, Retno menekankan pentingnya percepatan bantuan kesehatan untuk Gaza. Indonesia mendesak Israel untuk menghormati hak masyarakat Gaza terhadap fasilitas kesehatan.Ā 


ā€œPertama, pentingnya mempercepat bantuan kesehatan untuk Gaza,ā€ ujar Retno.Ā 


ā€œIndonesia telah mengirimkan empat sortie bantuan kemanusiaan,ā€ tambahnya.


Rencananya, sambung Retno, Indonesia akan mengirimkan kapal rumah sakit ke Gaza guna memberikan bantuan kepada mereka yang terluka dan sakit.


Kedua, Retno menyoroti perlunya perlindungan terhadap seluruh pekerja medis dan fasilitas kesehatan. Ia menegaskan pentingnya penghormatan terhadap Hukum Humaniter Internasional dan menuntut akuntabilitas serta keadilan atas semua serangan terhadap pekerja medis dan fasilitas kesehatan di Gaza.


ā€œPentingnya perlindungan terhadap seluruh pekerja dan fasilitas medis. Hukum Humaniter Internasional harus dihormati dan ditegakkan,ā€ ucapnya.


Terakhir, ia menekankan urgensi peningkatan dukungan terhadap WHO. Dukungan ini dianggap krusial untuk menjaga operasional program-program WHO dan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina atau United Nations Relief and Works Agency for Palestine (UNRWA) di Gaza.Ā 


ā€œIndonesia juga mendukung WHO untuk melakukan donors conference guna dapat membiayai dan membangun kembali sistem kesehatan Palestina,ā€ ucapnya.Ā 


Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus terus mendesak agar gencatan senjata segera dilakukan.Ā 


ā€œKita tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mencapai gencatan senjata permanen,ā€ kata dia dalam unggahan akun X-nya.


Dalam laporannya, Tedros mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil mengirimkan perlengkapan bedah ke Rumah Sakit Al-Ahli untuk memenuhi kebutuhan 1.500 orang dan memindahkan 9 pasien kritis.


Ia menambahkan, rumah sakit itu telah rusak parh dan sangat membutuhkan oksigen serta pasokan medis penting seperti air, makanan, bahan bakar, dan juga tambahan tenaga medis.Ā 


ā€œIni adalah misi berisiko tinggi lainnya di sekitar penembakan aktif dan tembakan artileri,ā€ kata dia.
Ā