Kesehatan

Penyebab Sakit Gigi Lebih Nyeri di Malam Hari

Rab, 7 September 2022 | 22:00 WIB

Penyebab Sakit Gigi Lebih Nyeri di Malam Hari

Ilustrasi sakit gigi.

Jakarta, NU Online
Sakit gigi bisa terjadi sepanjang hari, dari pagi hingga bertemu pagi lagi. Namun, tingkat keparahan nyeri biasanya meningkat di malam hari. Apa penyebabnya?


Dokter gigi dari Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSINU) Demak, Jawa Tengah, drg Azkia Aviani, menjelaskan bahwa aliran darah yang tidak lancar pada saat tidur menyebabkan sistem pertahanan dalam tubuh menurun, membuat rasa sakit di gigi terasa lebih nyeri.


“Di malam hari tubuh cenderung pasif karena beristirahat dan tidak melakukan apapun termasuk produksi kelenjar ludah, otomatis kegiatan self cleansing (membersihkan ronggo mulut) berkurang,” jelas Azkia kepada NU Online, Rabu (7/9/2022).


Selain itu, kata dia, sakit gigi yang parah hingga nyut-nyutan biasanya terjaadi pada gigi berlubang yang sudah mencapai akar saraf. Akibatnya, kuman mudah masuk dan menggerogot hingga bagian dalam saraf.


“Saraf paling besar ada di gigi. Jadi, kalau udah berlubang tentu sakitnya bukan kepalang,” ungkap Azkia.


Sikat gigi menjadi kunci untuk meredakan rasa nyeri karena sakit gigi. Menurut dia, sikat gigi diperlukan untuk menghindari mulut menjadi asam. Bakteri akan semakin senang apabila kondisi keasaman mulut tinggi.


“Sikat gigi itu wajib. Kalau masih sakit bisa berkumur dengan air garam untuk menurunkan tingkat keasaman mulut,” tuturnya.


Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan dari total penduduk Indonesia hanya ada 2,8 persen saja yang melakukan sikat gigi di waktu yang tepat. Mirisnya lagi, sebanyak 95,5 persen masyarakat Indonesia tidak pernah berkunjung ke dokter gigi.


Melansir Medical News Today, cara lain meredakan nyeri yang disebabkan sakit gigi, yaitu mengompres rahang dengan kompres dingin. Mengompres rahang dengan es batu atau air dingin bisa mengecilkan pembuluh darah sehingga tekanan pada gigi berkurang.


Cara kedua, berbaringlah dengan posisi kepala jauh lebih tinggi daripada posisi tubuh. Lakukan dengan menambah lapisan bantal sebagai penyangga kepala. Ketika posisi kepala tidak sejajar dengan tubuh, maka aliran darah menuju mulut tak akan terlalu kencang.


Berkumur dengan air hangat dicampur garam juga bisa mengurangi nyeri pada gigi dan gusi. Garam mengandung antibakteri, sehingga bisa digunakan membunuh kuman yang bersarang di lubang gigi.


Kendati demikian, Azkia mengingatkan bahwa prinsip perawatan gigi adalah dengan menangani gigi yang rusak. Salah satunya bisa dengan ditambal.  Karenanya, ia menyarankan agar masyarakat rajin berkunjung ke dokter gigi untuk memeriksakan giginya.


“Cara-cara di atas itu merupakan pertolongan pertama yang bersiat sementara. Jadi, masyarakat tetap harus rajin memeriksakan giginya ke dokter,” tandas Azkia.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori