Nasional

Inayah Wahid Ajak Generasi Muda Junjung Tinggi Kebudayaan Bangsa

Ahad, 4 Desember 2022 | 07:00 WIB

Inayah Wahid Ajak Generasi Muda Junjung Tinggi Kebudayaan Bangsa

Sekretaris Lesbumi PBNU Inayah Wahid memegang wayang Gus Dur bersama seniman NU Ki Jumali pada penutupan Rakernas ke-5 Lesbumi NU di Kampung Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (3/12/2022) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Sekretaris Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lesbumi PBNU) Inayah Wulandari Wahid mengajak generasi muda, khususnya generasi muda Muslim, untuk senantiasa menjunjung tinggi kebudayaan bangsa Indonesia dengan segala potensinya sebagai identitas utama.


Hal tersebut disampaikan Inayah di sela gelaran Rakernas ke-5 Lesbumi PBNU yang dihelat di Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (4/12/2022) malam.


“Generasi muda harus bersyukur bahwa Indonesia memiliki identitas kebudayaan yang sangat kuat, yaitu identitas sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat sebagai fondasi dan modal besar dalam membangun peradaban global,” kata Inayah dikutip NU Online dari YouTube TVNU.


Ina, sapaan akrabnya, menuturkan bahwa kita bisa hidup dan berhubungan dengan siapa saja dan di mana saja. Namun, kebudayaan yang kita miliki tetap menjadi potret utama jati diri kita di mata dunia.


“Kita perlu bersyukur, terutama keluarga besar NU, karena kita sudah punya identitas dan pegangan yang kuat. Jadi, kita bisa ke mana-mana kepalanya, tapi kakinya tetap pada ruh NU dan Indonesia dengan membawa Islam yang damai, Islam rahmatan lil alamin,” tuturnya.


Cara bersyukurnya, lanjut Inayah, dengan teguh memegang identitas kita. Jikalau kebudayaan lain bisa besar sekarang di dunia itu karena mereka memakai identitas tersebut dan bangga serta yakin dengan potensi yang dimilikinya.


“Kita juga bisa melakukan yang sama. Identitas kita sama mereka enggak lebih buruk atau jelek. Kita sama-sama keren. Makanya kita gunakan identitas kita untuk mencapai visi baru peradaban dunia. Nah, yang punya kekuatan paling besar itu teman-teman muda,” tandasnya.


“Jadi, pakai terus kekuatannya lewat kebudayaan, kesenian, dan apapun yang bisa dilakukan,” sambung putri bungsu Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.

 

Mengembalikan identitas kebudayaan
Ina menjelaskan bahwa saat ini masyarakat hampir kehilangan jati diri seiring dengan berbaurnya berbagai identitas. Sehingga PBNU berkepentingan untuk mengembalikan dan membangun kembali identitas kebudayaan masyarakat Indonesia sebagai titik tumpu dalam upaya membangun peradaban dunia kontemporer.


“Selama ini kita kayak kehilangan identitas, karena semua identitas bercampur-baur tanpa batas. Jadi, kita semua enggak tahu identitas aslinya seperti apa. Nah, tentunya narasi itu yang ingin dibangun oleh PBNU sebagai payung besarnya,” ujarnya.


“Tapi, Lesbumi sebagai punggawanya membawa peran tersebut bahwa narasi yang ingin dimunculkan adalah bagaimana NU dengan Ke-Aswaja-annya itu kemudian mampu menjawab dan menjadi tonggak dari visi peradaban dunia,” sambung Inayah.


Sebab, lanjut dia, NU dulu dibangun karena menjadi visi peradaban pada saat itu. Inilah yang ingin dikembalikan dan dimunculkan Kembali oleh PBNU. “Makanya hal apalagi yang paling mudah untuk memasukkan visi tersebut ke masyarakat NU, Indonesia, dan dunia selain kebudayaan,” tandas Ina.


Salah seorang pengurus Lesbumi PBNU, Marlis Afridah, mengatakan bahwa acara ini dihadiri perwakilan Lesbumi dari wilayah dan cabang (PWNU dan PCNU) se-Indonesia. Selain itu, beberapa ahli dan tokoh juga hadir untuk memberi sumbangan gagasan dalam penyusunan kebijakan yang akan direkomendasikan kepada pemerintah.


Pantauan NU Online, Ketua Lesbumi KH M Jadul Maula tampak bergembira menyaksikan penampilan para budayawan nasional di panggung utama. Antara lain Ngatawi el-Zastrow, Abdullah Wong, dan Adi Sastro. Sejumlah fungsionaris Lesbumi seperti Susi Ivvati tetap bertahan hingga penutupan.


Rakernas yang mengusung tema Tauhid Menumbuhkan Kebudayaan, Menyuburkan Pohon Kehidupan ini dihelat dua hari, Jumat-Sabtu, 2-3 Desember 2022.


Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Muhammad Faizin