Nasional

Selain Bencana Alam, Bencana Akidah juga Harus Diwaspadai

Ahad, 22 September 2019 | 06:00 WIB

Selain Bencana Alam, Bencana Akidah juga Harus Diwaspadai

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung H Taufik Qurrohim. (Foto: NU Online/Faizin)

Pringsewu, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung H Taufik Qurrohim mengungkapkan bahwa saat ini selain bencana alam yang terjadi seperti kekeringan dan kebakaran, bencana lain yang perlu diwaspadai adalah bencana akidah.
 
Bencana akidah yang ia maksud adalah semakin kuatnya paham-paham Islam radikal yang merangsek masuk mempengaruhi umat Islam di Indonesia melalui berbagai cara. 
 
Di antara cara yang dilakukan dan lumayan memberi dampak adalah dengan mengambil simpati melalui bantuan materiil tatkala si target dalam kondisi tertimpa bencana.
 
“Saat ini banyak kelompok paham keagamaan yang menjalankan misinya dengan mengambil simpati dan hati serta mengikat emosi korban bencana,” ungkap Taufik.
 
Kelompok ini, lanjutnya, sangat intens terjun langsung kepada masyarakat dan mengekspos kegiatannya melalui media sosial. Dengan hal ini, pencitraan misinya pun bisa mengena ke masyarakat.
 
“Di berbagai bidang mereka garap dengan berbagai cara mulai dari kesejahteraan, pendidikan, sosial,” ungkapnya di depan para pengurus NU Kabupaten Pringsewu saat kegiatan Lailatul Ijtima’ di Aula Gedung NU Pringsewu, Sabtu (21/9) malam.
 
Kondisi ini, menurutnya, menjadi tantangan tersendiri bagi NU untuk juga lebih intens menyentuh masyarakat. NU selama ini sudah sangat intens melakukan hal semacam itu. Namun, belum maksimal dalam menyiarkannya di berbagai media.
 
“Mari perkuat sentuhan di masyarakat semisal saat-saat ini sudah mulai dirasa bencana kekeringan melanda. Bekerjasama dengan LAZISNU Pringsewu bisa dilakukan aksi sosial membantu air bersih atau kegiatan-kegiatan sosial lainnya,” ajaknya.
 
Ia memberi contoh, Hari Santri 2019 harus dimaksimalkan kembali syiar NU yang mengusung nilai-nilai moderasi dalam beragama. Jangan sampai warga NU mudah terpengaruh dengan misi mereka yang membuat pola pikir dalam beragama menjadi kaku.
 
Senada dengan harapan tersebut, Ketua Hari Santri 2019 Kabupaten Pringsewu H Munawir yang hadir pada acara tersebut menjelaskan, rangkaian kegiatan Hari Santri di Kabupaten Pringsewu difokuskan dengan kegiatan pendidikan, dan syiar Islam Wasathiyah. Ini menurutnya penting untuk terus membentengi warga NU dari pengaruh paham Islam transnasional yang membanjiri Indonesia.
 
“Seminar Aswaja, Pringsewu Bershalawat, dan berbagai kegiatan lain kita harapkan mampu menjadi syiar Islam moderat di Kabupaten Pringsewu,” ungkapnya pada acara yang juga diwarnai peluncuran semarak Hari Santri 2019.
 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori