Nasional

Waspada Corona, Pesantren Tebuireng Tutup Sementara Akses Makam Gus Dur

Ahad, 15 Maret 2020 | 05:45 WIB

Waspada Corona, Pesantren Tebuireng Tutup Sementara Akses Makam Gus Dur

Suasana di makam Gus Dur di kompleks Pesantren Tebuireng. (Foto: NU Online)

Jombang, NU Online
Menindaklanjuti anjuran pemerintah terkait upaya peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran corona virus disease (Covid-19), Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur menutup sementara akses peziarah menuju komplek makbarah setempat. Kebijakan itu diberlakukan mulai Senin (16/3) pukul 00.00 WIB.

Hal tersebut tertuang dalam surat edaran nomor 1524/I/HM 00 01/PENG/2020 yang ditandatangani Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz. Pada surat yang telah beredar luas di media sosial tersebut disampaikan informasi penutupan semua kunjungan ziarah ke kompleks makam Pesantren Tebuireng terhitung mulai 16 Maret 2020 pukul 00.00 WIB hingga waktu yang belum ditentukan. 

"Berkenaan dengan kebijakan ini, kami atas nama keluarga besar Pesantren Tebuireng menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," demikian bunyi surat edaran tersebut.

Sekretaris Pesantren Tebuireng H Abdul Ghofar menambahkan, kebijakan tersebut diambil sebagai langkah preventif untuk mencegah potensi penyebaran Covid-19 di ruang publik seperti anjuran pemerintah. 

"Kami putuskan kebijakan tersebut dalam rapat pimpinan dan majelis keluarga Pesantren Tebuireng, dengan merujuk anjuran yang disampaikan pemerintah," katanya, Ahad (15/3).

Pria yang akrab dipanggil Gus Ghofar ini menuturkan, kompleks makam Pesantren Tebuireng terbilang unik. Sebab, lokasi yang biasa dipakai peziarah untuk berdzikir dan bermunajat adalah lokasi yang setiap ba’da Maghrib dan Subuh juga menjadi tempat mengaji santri. 

Mengingat jumlah pasien positif Covid-19 yang diumumkan pemerintah cenderung bersifat eksponensial, maka langkah preventif ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam upacara pencegahan penyebaran virus tersebut. 
 
"Hal itu juga sesuai dengan kaidah ushul fiqih yakni dar'ul mafasid muqaddamun ala jalbil mashâlih. Yakni, mencegah kerusakan harus diutamakan daripada upaya meraih kemaslahatan," ungkapnya.

Jadi, pertimbangan keluarga besar Pesantren Tebuireng dalam kebijakan ini adalah murni bersifat pencegahan. "Demi kesehatan dan kebaikan bersama," pungkas Gus Ghofar.
 
Terkait kunjungan wali santri, salah seorang ustadz di Madrasah Mu’allimin Tebuireng menyatakan untuk kunjungan ke santri juga akan dilakukan pengetatan.
 
“Bila tidak mendesak, maka mungkin lebih baik dihindari (berkunjung ke santri),” kata Ustadz Sukma di salah satu grup wali santri.

Tapi bila mendesak, maka dipersilakan berkunjung akan tetapi tidak diperkenankan masuk ke kamar santri yakni cukup di gazebo sebelah pos satpam.
 
 
Kontributor: Ibnu Nawawi
Editor: Musthofa Asrori