Opini

Piala Dunia 2022, Kebangkitan Sepak Bola Asia dan Afrika?

Sel, 29 November 2022 | 22:00 WIB

Piala Dunia 2022, Kebangkitan Sepak Bola Asia dan Afrika?

Saleh Al Shehri saat merayakan golnya ke gawang Argentina pada Selasa (22/11/2022). (Foto: Instagram @so_hfcl2)

Sejumlah pertandingan di Piala Dunia Qatar 2022 menuai kejutan. Pasalnya, beberapa negara Asia dan Afrika berhasil menahan imbang negara-negara Eropa dan Amerika Selatan, bahkan mampu mengalahkannya. Padahal, negara-negara Eropa dan Amerika itu diperkuat dengan sejumlah pemain besar kini. Namun, nama-nama besar itu tidak menciutkan nyali pemain-pemain negara Asia dan Afrika.


Setelah Korea Selatan yang mampu mengalahkan Juara Piala Dunia 2014 Jerman di Piala Dunia Rusia 2018, giliran tetangganya, Jepang, yang mampu membuat Der Panzer harus mengakui keunggulan Timnas Negeri Matahari Terbit. Manuel Neuer bahkan harus dua kali memungut bola dari gawangnya, seperti dulu yang dialami saat mengadapi Park Ji Sung dan kawan-kawan.


Jerman sempat unggul melalui titik putih dari tendangan Ilkay Gundogan pada menit 37. Pada babak kedua, Jepang membalikkan keadaan dengan menyarangkan dua gol sekaligus. Ironisnya, dua gol tersebut dilesakkan oleh pemain-pemain klub Jerman. Dalam waktu delapan menit, yakni pada ke-75 oleh Ritsu Doan yang kini bermain untuk Sport Club Freiburg, klub Bundesliga Jerman, dan menit ke-83 oleh Takuma Asano yang kini main untuk VfL Bochum, klub divisi dua Jerman.


Selain Jepang, Arab Saudi juga membuat kejutan dengan mengalahkan Argentina dengan skor 2-1. Seperti Jerman melawan Jepang, Argentina sempat unggul lebih dahulu melalui titik putih. Tidak lain, tidak bukan, the only one adalah Leonal Messi yang mengeksekusi tendangan itu. Namun di babak kedua, Emiliano Martinez harus mengambil bola dua kali dari gawangnya. Dua gol itu dicetak oleh Al-Shehri pada menit 48 dan Aldawsari pada menit 53.


Iran juga berhasil mengalahkan Wales 2-0 di Stadion Ahmed bin Ali. Bedanya dengan dua pertandingan di atas, Iran berhasil melesakkan gol di babak pertama, yakni Cheshmi pada menit 8 dan Rezaeian pada menit 11.


Skor yang sama juga diraih Maroko saat mengalahkan Belgia. Meski Belgia bertabur bintang dari penjaga gawang hingga penyerang, Negeri Maghribi itu berhasil mampu memenangkan pertandingan. Adalah Saiss dan Zakaria Aboukhlal yang berhasil mengecoh Thibaut Courtois. Kiper utama Real Madrid itu tak mampu menghalau tendangan bebas Saiss pada menit 73 dan sontekan Aboukhlal hasil umpan dari Hakim Ziyech pada menit 90+2.


Maroko juga berhasil menahan imbang Kroasia dengan skor kacamata alias 0-0. Padahal, Kroasia ini diperkuat sejumlah pemain top Eropa, yaitu Ivan Perisic yang kini memperkuat Tottenham Hotspurs, Mateo Kovacic yang bermain untuk klub Chelsea, dan Luka Modric yang menjadi andalan Real Madrid, bahkan pernah meraih Ballon D’oR.


Catatan yang sama juga dipetik Korea Selatan saat melawan Uruguay di Stadion Kota Pendidikan. Son tak mampu menembus barisan pertahanan Uruguay. Sebaliknya, Suarez dan Nunez juga tidak bisa melewati barisan pertahanan Kim, yaitu Kim Jin-Su; Kim Young-Gwon, Kim Min-Jae, M.H. Kim, dan Kim Seung-Gyu.


Skor 0-0 juga dicatatkan Tunisia kalah melawan Denmark. Penguasaan bola 62 persen dan tembakan ke arah gawang sebanyak lima kali tak satu pun yang berbuah gol.


Terlalu dini

Semua pertandingan di atas merupakan kejutan-kejutan yang terjadi pada laga penyisihan grup Piala Dunia 2022 Qatar. Banyak orang mulai menilai hal tersebut sebagai sebuah kebangkitan sepak bola Asia dan Afrika. Hal itu dibuktikan dengan kemampuan mereka untuk paling tidak mampu menahan imbang timnas-timnas Eropa dan Amerika, bahkan bisa menang.


Namun, rasanya persepsi itu masih terlalu dini. Tentu tidak bisa hanya dinilai dalam satu dua pertandingan saja, melainkan konsistensi mereka dalam serangkaian pertandingan itu. Karenanya, kebangkitan tersebut masih perlu dibuktikan mala mini sebagai laga pamungkas dan menentukan laju mereka ke babak 16 besar.


Arab Saudi, misalnya, yang harus mati-matian melawan Meksiko. Sebab, Saudi sempat menelan pil pahit ketika harus mengakui keunggulan Polandia berkat gol yang dicetak Zielinski di menit 39 dan penyerang andalan Barcelona, Robert Lewandowski pada menit 82.


Iran juga masih perlu membuktikan kehebatannya dalam mengolah si kulit bundar. Ia harus mampu mengalahkan Amerika Serikat untuk dapat melenggang ke babak 16 besar.


Jepang pun perlu mengerahkan tenaganya sekuat mungkin untuk bisa paling tidak mengimbangi Spanyol. Sebab, kalau-kalau Jerman menang atau Kostarika menang, ia harus angkat koper dari Doha.


Tak berbeda, Korea Selatan juga harus total melawan Ronaldo cs. Jika tidak, ia akan tetap di peringkat ketiga atau bahkan terpuruk ke juru kunci grup H. Apalagi Portugal ini menang terus dalam dua laga awalnya.


Maroko juga perlu menunjukkan permainan yang sungguh-sungguh kala melawan Kanada. Sebab, ia masih belum aman hanya dengan menang sekali dan seri sekali. Meskipun saat ini di peringkat kedua, kemungkinan berbalik itu bisa terjadi jika Belgia mampu mengalahkan Kroasia.


Sementara Tunisia sendiri akan sangat sulit untuk bisa melenggang ke babak selanjutnya. Pasalnya, setelah kalah 0-1 dari Australia, Tunisia harus melawan juara bertahan yang dua laga perdananya belum terkalahkan, bahkan selalu menang, yaitu Prancis. 


Senegal, Ghana, dan Kamerun juga masih perlu menampilkan performa terbaiknya untuk bisa lolos ke 16 besar. Sebab, ketiganya belum dalam posisi aman.


Justru, tuan rumah Qatar yang paling tampak belum bisa bersaing. Ia menempati juru kunci grup A dengan poin 0 alias kalah dalam dua laga pertamanya. Terlebih di laga terakhir, Qatar bertemu dengan Belanda, sang finalis 2010. Benarkah sepakbola Asia dan Afrika tengah bangkit di Piala Dunia 2022 ini? Mari, kita buktikan pada malam ini dan esok!


Penulis: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad