Warta

Ulama Sunni-Syiah Wajib Dorong Rekonsiliasi Rakyat Irak

Jum, 9 Maret 2007 | 12:57 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menyatakan, para ulama dari kalangan Sunni maupun Syiah wajib membantu menghentikan pertikaian antar umat Islam di Irak dan mendorong terjadinya rekonsiliasi.

"Ulama Sunni dan Syiah berkewajiban mambantu mengatasi konflik dan mendorong rekonsiliasi antar kelompok di Irak," kata Hassan di Jakarta, Kamis.

<>

Hassan mengemukakan hal itu saat berbicara di hadapan sejumlah ulama yang berkumpul di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk berdialog dengan Ketua Mahkamah Agung Republik Islam Iran Ayatullah Sayyed Mahmoud Hashemi Shahrudi, Kamis.

Oleh karena itu, kata Hassan, ketika ulama Indonesia, khususnya Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi, menyampaikan gagasan agar dilaksanakan pertemuan antar ulama Sunni-Syiah untuk mencari solusi guna menghentikan konflik di Irak, maka pemerintah menyambut baik.

"Insya  Allah, dengan didukung pemerintah Indonesia, pertemuan ulama Sunni-Syiah dari berbagai negara bisa dilaksanakan awal bulan depan," katanya.

Hassan berpendapat, pertikaian antarkelompok di Irak sebenarnya bukan bermotif agama, namun agama dimanfaatkan dalam konflik tersebut. "Karena itu kita menyaksikan konflik ini ditampilkan sebagai konflik yang berwarna agama," kata Hassan.

Untuk suksesnya pertemuan tersebut, kata Hassan, Hasyim Muzadi telah melakukan serangkaian kunjungan ke negara Timur Tengah guna menemui tokoh-tokoh dan ulama berpengaruh yakni ke Lebanon, Suriah, Iran dan Arab Saudi.

Ayatullah Sayyed Mahmoud Hashemi Shahrudi merupakan salah seorang yang dikunjungi Hasyim di Iran. Kedatangan Shahrudi ke PBNU merupakan kunjungan balasan sekaligus untuk berdialog dengan ulama Indonesia.

Pada kesempatan itu Ayatullah Shahrudi menyatakan sepakat bahwa konflk di Irak bukan disebabkan perbedaan keyakinan karena selama berabad-abad kedua kelompok itu hidup berdampingan dengan damai. (ant/mad)