Daerah

Fendi dan Fandi, Dua Saudara Kembar ‘Penjaga’ PMII di UMJ

Rab, 8 Januari 2020 | 00:00 WIB

Fendi dan Fandi, Dua Saudara Kembar ‘Penjaga’ PMII di UMJ

Fendi Winata dan Fandi Winata, dua saudara kembar ‘penjaga’ gawang PMII di Universitas Muhammadiyah Jember. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online

Menjaga agar PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) tetap eksis di Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ) tidaklah mudah. Sebab, selain harus berhadapan dengan peraturan internal UMJ, juga suasana kampus yang tidak berpihak kepada PMII. Para mahasiswa terkesan masih ‘asing’ dengan PMII. Bahkan selama dua tahun, PMII pernah mati suri di UMJ karena tidak ada yang mengurus. Kondisi ini berbanding terbalik dengan organisasi ekstra kampus yang lain seperti HMI, GMNI, dan apalagi IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah).

 

Namun Fendi Winata dan Fandi Winata bertekad untuk memajukan PMII di perguruan tinggi milik persarikatan Muhammadiyah itu. Kedua lajang ini adalah saudara kembar. Keduanya lahir di Banyuwangi dari pasangan Totok Winarno dan Zon Marlistin di tanggal yang sama, (19 September 1996) namun berbeda menit.

 

Sejak kecil sekolah keduanya sama, mulai dari SD hingga SMA. Namun saat melanjutkan ke perguruan tinggi, keduanya berbeda. Fandi meneruskan ke Untag (Universitas 17 Agustus) di Surabaya (2015), sementara Fendi melanjutkan ke UMJ di Jember, Jawa Timur, pada tahun yang sama.

 

“Alhamdulillah, meskipun kami tidak pernah mondok, tapi kami sangat mencintai PMII, karena organisasi ini didirikan para tokoh NU,” ucap Fendi kepada NU Online di kampus UMJ, Selasa (8/1).

 

Saat di Untag, Fandi memilih bergabung dengan GMNI. Pilihan tersebut hanya kebetulan saja, namun beberapa bulan kemudian, atas saran saudara kembarnya di UMJ, Fandi pindah ke PMII di Untag. Karena seuatu dan lain hal, akhirnya ia pindah ke UMJ tahun 2017.

 

Sedangkan Fendi saat pertama kali datang ke UMJ, mengaku bingung untuk bergabung dengan organisasi apa. Iapun sempat ditawari oleh beberapa temannya untuk bergabung ke organisasi tertentu, namun dirasa kurang sreg. Setelah semua organisasi dipelajari AD/ART-nya, akhirnya Fendi memilih PMII.

 

“Itupun (PMII) paling belakang saya kenal karena minimnya informasi soal itu,” jelasnya.

 

Sekian waktu kemudian, Fendi menjadi Ketua Rayon Al-Fatih. Dan setahun yang lalu, ia terpilih sebagai Ketua PMII Komisariat UMJ. Selama memimpin PMII UMJ, Fendi berhasil membawa kemajuan bagi organisasi yang dipimpinnya. Di antaranya adalah mendirikan dua rayon, yaitu Rayon Al-Ghazali dan Al-Ayyubi dan merekrut anggota baru hingga 60 orang.

 

Beberapa hari lalu, kepemimpinan Fendi di PMII Komisariat UMJ berakhir. Rapat Tahunan Komisariat sepakat memilih saudara kembarnya (Fandi) untuk memimpin PMII Komisariat UMJ setahun kedepan. Dan Fandipun bertekad untuk membesarkan PMII, bagaimaanpun caranya.

 

Bagi Fendi dan Fandi, PMII adalah pilihan terbaiknya dalam organisasi. Sebagai anak bangsa yang lahir dari keluarga NU, keduanya memilih PMII karena organisasi ektra kampus inilah yang menjadi pelestari ajaran Aswaja di perguruan tinggi.

 

“Insyaallah kedepan, PMII di sini (UMJ) bisa lebih berkembang, tentu atas dukungan teman-teman juga,” pungkas Fandi.

 

Pewarta: Aryudi AR

Editor: Ibnu Nawawi